Rabu, 16 November 2016



ALUR EPIDEMIOLOGI  DALAM  EKOSISTEM

Model ekologi yang berbeda telah dipakai untuk menggambarkan hubungan timbal balik dari faktor-faktor ini yang berkaitan dengan pejamu, agen dan lingkungan. Perubahan salah satu dari tiga komponen ini, yang disebut sebagai segitiga epidemiologi, akan mempengaruhi keseimbangan diantara komponen tersebut dan dengan demikian akan meningkatkan atau menurunkan frekuensi penyakit (Mausner dan Bahn, 1974). Sehingga, penelitian tentang faktor penyebab (etiologi) perkembangan dari penyakit merupakan salah satu orientasi utama epidemiologi. Secara kompleks, segitiga epidemiologi dan tiga komponen yaitu waktu, tempat dan orang sering dipakai oleh para epidemiolog untuk menggambarkan distribusi penyakit dan determinannya.
Determinan yang mempengaruhi bisa terdiri atas perilaku, kebudayaan, sosial, psikologi, biologi atau faktor fisik. Determinan berdasarkan waktu berkaitan dengan peningkatan/penurunan selama bertahun-tahun, variasi musim, perubahan tiba-tiba dari kejadian penyakit. determinan berdasarkan tempat dapat dikarakteristikan berdasarkan Negara, zona iklim, tempat tinggal dan lebih umum berdasarkan wilayah geografi.
            Determinan personal (orang) termasuk umur, jenis kelamin, kelompok suku, genetik, dan perilaku individu. Studi tentang keterkaitan antara waktu, tempat dan orang membantu untuk mengidentifikasi agen penyebab dan faktor-faktor lingkungan dan juga menggambarkan riwayat alamiah penyakit yang kemudian memungkinkan epidemiolog untuk menentukan target untuk intervensi dengan tujuan pencegahan penyakit (Detels 2002).      
  
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR ( MODEL EKOLOGI )
v  Dipengaruhi oleh tiga sektor pada lingkungan :
1.         Lingkungan biologi
Lingkungan Biologis, Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi :Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen Vektor pembawa infeksi, Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia), Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit menular. Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.
2.         Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi : Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku, Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat Kepadatan penduduk meliputi kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial lainnya.
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.
3.         Lingkungan fisik.
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi : 6 Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya. Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri.

v  Tiga komponen/faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit Model Ecology (JHON GORDON):
·         Agent (Agen/penyebab) : adalah penyebab penyakit pada manusia
·         Host (tuan Rumah/Induk semang/penjamu/pejamu) adalah manusia yang ditumpangi penyakit.
·         Lingkungan/environmental : Segala sesuatu yang berada di luar kehidupan organisme


v  Interaksi antara agent, host dan lingkungan serta model ekologinya adalah sebagai berikut :
  1. Agent, Host dan lingkungan yang dalam keadaan seimbang tidak dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
  2. Peningkatan kemampuan agent untuk menginfeksi manusia dapat mengakibatkan penyakit pada manusia.
  3. Perubahan lingkungan menyebabkan meningkatnya perkembangan agent sehingga host dengan mudah terserang penyakit.

v  Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit:
1.      Karakteristik Lingkungan
-          Fisik : Air, Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas, radiasi.
-          Sosial : Status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll.
-          Biologis : Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan.
2.      Karakteristik Agent/penyebab penyakit
Agent penyakit dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent penyakit dapat dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :
  1. Agent biologis             : jamur, bakteri, virus dll.
  2. Agent nutrien              : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
  3. Agent fisik                  : suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas.
  4. Agent chemis/kimia    : eksogen contoh : alergen,gas, debu,
  endogen contoh : metabolit, hormon.
  1. Agent mekanis            : gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
3.      Karakteristik Host/pejamu
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung dari karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu, yakni :
  1. Umur : penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada usia pertengahan
  2. Seks : resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-laki
  3. Ras : sickle cell anemia pada ras negro
  4. Genetik : buta warna, hemofilia, diabetes, thalassemia
  5. Pekerjaan : asbestosis,
  6. Nutrisi : gizi kurang menyebabkan TBC, obesitas, diabetes
  7. Status kekebalan : kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur hidup.
  8. Adat istiadat : kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan cacing hati.
  9. Gaya hidup : merokok, minum alcohol
  10. Psikis : stress menyebabkan hypertensi, insomnia.



Gambaran pengetahuan Pria pasangan usia subur (PUS) terhadap penggunaan alat dan metode kontrasepsi  pria di Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden pria di Kelurahan Kolhua diketahui bahwa sebagian besar pria PUS (suami) belum pernah mendengar tentang alat dan metode kontrasepsi pria, menurut pengetahuan responden program KB hanya diperuntukkan untuk kaum wanita sehingga mereka tidak termotivasi untuk menggunakan alat dan metode kontrasepsi, sedangkan responden yang berpengetahuan baik sangat termotivasi untuk menggunakan alat dan metode kontrasepsi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya status pendidikan, akses informasi, kebudayaan setempat dan lain sebagainya. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan berperan besar dalam memberikan wawasan terhadap pembentukan sikap masyarakat terhadap kesehatan. Sikap tersebut akan diikuti dengan tindakan dalam melakukan usaha-usaha peningkatan kesehatan. Pria (suami) yang tidak mempunyai pengetahuan yang luas tentang KB tidak akan termotivasi untuk mengikuti program KB. Selain memiliki pengetahuan yang minim tentang KB, responden juga memiliki dukungan dari keluarga yang kurang sehingga hal ini menyebabkan responden tidak berpartisipasi aktif dalam program KB. pengetahuan pria berpengaruh dalam menggunakan alat KB, dimana makin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang, maka makin tinggi pula tingkat partisipasi orang tersebut.
Pengetahuan yang kurang tentang MOP dilatarbelakangi oleh pendidikan responden yang rendah dan akses terhadap informasi yang sangat kurang, baik itu dari tenaga kesehatan ataupun lingkungan sekitar. Pengetahuan sangat berpengaruh besar terhadap pemakaian MOP, karena pria yang tidak tahu tentang MOP berpikir bahwa MOP adalah kontrasepsi yang tabu dan jarang sekali digunakan sehingga menimbulkan kurang sertanya pria dalam ber-KB, dan berpendapat bahwa yang menggunakan kontrasepsi adalah istri, hal tersebut sudah menjadi paradigma di masyarakat tentang kontrasepsi.  Kebanyakan pria hanya tahu beberapa kontrasepsi yang digunakan oleh pria seperti yang paling populer adalah kondom, di Kelurahan Kolhua  sedikit sekali pria yang menggunakan MOP dan kebanyakan pria tidak tahu apa itu MOP, siapa yang bisa menggunakan MOP, dan apa keuntungan dari penggunaan MOP.
Jika dilihat dari aspek pengetahuan, maka peningkatan jumlah responden yang tidak setuju pada aspek afektif (perasaan), yakni tidak hanya responden yang tidak mengetahui pengertian dari jenis-jenis kontrasepsi pria saja yang merasa tidaknyaman, tetapi respoinden yang tahu tentang pengertian kontrasepsi pria juga memilih perasaan tidak nyaman dalam menggunakan alat dan metode kontrasepsi. Hal tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan dari alat dan metode kontrasepsi pria. Beberapa alasan lain juga mempengaruhi aspek afektif responden yaitu untuk jenis metode vasektomi, responden memilih anggapan yang salah bahwa jika melakukan vasektomi suami atau pria tersebut bias mengalami impoten atau hilang kejantanannya, anggapan tersebut muncul karena responden merasa bahwa metode vasektomi disamakan dengan kebiri, sehingga ada perasaan tidak nyaman dengan metode tersebut. Metode tradisional seperti senggama terputus dan pantang berkala memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi kepuasan dalam melakukan hubungan suami istri sehingga responden merasa tidak nyaman untuk menggunakan metode tradisional. Metode tradisional lebih membutuhkan kesiapan mental, penguasaan diri yang kuat dan persetujuan dari kedua belah pihak yakni suami dan isteri.
Alat kontrasepsi kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak dalam penggunaannya namun kenyataannya beberapa responden merasa tidak nyaman menggunakan kondom karena mengurangi rasa kepuasan dalam berhubungan suami istri.
Program Keluarga Berencana (KB) adalah Suatu program yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan usia subur (PUS) dalam mencapai tujuan reproduksi mereka, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi, kesakitan dan kematian membuat pelayanan yang bermutu, terjangkau, diterima dan mudah diperoleh bagi semua orang yang membutuhkan. Meningkatkan mutu komunikasi, informasi, edukasi, konseling dan pelayanan meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pria dalam praktek KB (BKKBN, 2012).
Namun  dalam pelaksanaannya di Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa ternyata pria masih sukar untuk diajak  berpartisipasi aktif dalam program KB. Permasalahannya antara lain adalah kondisi lingkungan sosial, budaya masyarakat dan keluarga yang masih menggangap partisipasi pria masih belum penting dilakukan karena pengetahuan dan kesadaran pria dan keluarga mengenai KB masih relatif rendah karena keterbatasan penerimaan dan aksesabilitas pelayanan kontrasepsi pria serta permasalahan lain yang turut mendukung seperti peran tokoh agama yang masih kurang, sarana pelayanan KB bagi pria masih terus ditingkatkan, keterbatasan pilihan alat kontrasepsi yang tersedia dan sebagainya.
4.2.      Gambaran sikap Pria pasangan usia subur (PUS) terhadap penggunaan alat dan       metode kontrasepsi  pria di Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsiran terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata mmenunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2007).
Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif, dalam sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu (Purwanto dalam Anapah, 2007).
hasil wawancara dengan responden di Kelurahan Kolhua diketahui bahwa sebagian besar pria PUS (suami) memiliki sikap positif tetapi tidak sebanding dengan tingkat pencapain penggunaan KB hal ini disebabkan karena menurut responden pilihan kontrasepsi untuk pria sangat terbatas yaitu kondom dan vasektomi, mereka merasa bahwa alat kontrasepsi yang ditawarkan terkadang membuat mereka kurang nyaman dalam berhubungan intim dengan pasangan selain itu untuk metode kontrasepsi yang ada juga dapat membuat mereka tidak bisa memiliki anak lagi, oleh karena itu resonden akhirnya menyerahkan tanggung jawab ber-KB sepenuhnya kepada istri. Alat dan metode kontrasepsi yang ditawarkan untuk wanita lebih beragam dan juga tidak menggangu kenyamanan saat berhubungan intim serta dapat memiliki anak lagi setelah batas pemakaiannya habis.
Pengaruh budaya yang masih melekat dalam kehidupan masyrakat mempengaruhi sikap responden terhadap alat dan metode kontrasepsi pria. Masih terdapat budaya yang menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu untuk ada di dalam rumah tangga sehingga tidak adanya batasan jumlah anak dalam rumah tangga. Responden yang memiliki pendapat bahwa program KB tidak begitu penting dalam kehidupan rumah tangga. Seperti yang diperoleh penulis saat melakukan wawancara dengan responden yang mengetahui alat dan metode kontrasepsi pria tetapi tidak ingin menggunakan dan tidak merasa nyaman. Responden tersebut mengatakan bahwa jumlah anak tidak mempengaruhi kehidupan berkeluarga mereka karena mereka merasa mampu untuk menghidupi keluarganya.
Responden yang memiliki sikap positif terhadap alat dan metode kontrasepsi pria menunjukan responden memiliki pengetahuan terhadap pengertian alat dan metode kontrasepsi pria, merasa nyaman jika menggunakan alat maupun metode kontrasepsi pria dan atau bersedia menggunakan alat maupun metode kontrasepsi pria. Sikap pria tidak berpengaruh dalam menggunakan alat KB. Sikap positif seseorang tidak otomatis terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu sikap akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Sikap juga akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman yang dimiliki seseorang. Sikap juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam bermasyarakat (Notoatmodjo, 2003).
Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Pengalaman pribadi seseorang akan menentukan suatu sikap terhadap sesuatu hal, baik positif maupun negatif tergantung pengalaman yang didapatkan.
4.3       Gambaran dukungan keluarga terhadap penggunaan alat dan metode kontrasepsi    pria di Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa
Keluarga berencana merupakan program yang berfungsi bagi pasangan usia subur untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan kehamilan (spacing), atau membatasi kelahiran (limiting). Sesuai dengan jumlah anak yang diinginkan dan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity) (BKKBN, 1999).
Diskusi antara suami dan istri terkait pemilihan dan penggunaan alat atau metode kontrasepsi merupakan hal yang penting karena istri secara langsung merupakan orang yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan suami sehingga dapat memberikan pendapat maupun masukan tentang berbagai keputusan yang dibuat oleh suami, termasuk keputusan untuk memilih alat atau metode kontrasepsi.
Peran serta keluarga mempunyai tingkat hubungan kuat dengan penggunaan alat atau metode kontrasepsi pria. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, diketahui bahwa dukungan keluarga (istri) masih kurang karna disebabkan minimnya informasi tentang KB pria dan juga kebiasaan dalam masyarakat bahwa seorang istri yang harus menggunakan KB sehingga istri menganggap KB adalah tanggung jawabnya sendiri. akseptor KB pria yang memiliki dukungan keluarga tinggi, cenderung ikut berpartisipasi dalam vasektomi daripada akseptor KB pria yang dukungan keluarganya rendah. Menurut Green (2000) faktor keluarga termasuk istri merupakan salah satu faktor penguat (reinforcing) yang membuat seseorang bertindak terhadap obyek tertentu, namun faktor reinforcing bisa bersifat positif atau negatif tergantung sikap dan perilaku panutan.


LINGKUNGAN BELAJAR BERTEKNOLOGI CLOUD COMPUTING SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
PADA SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS WEB





1.    PERGURUAN TINGGI DAN PENYEDIA LAYANAN DI INTERNET
Perguruan Tinggi di seluruh dunia sebagian besar mulai tergantung pada teknologi informasi dan komunikasi untuk melayani kebutuhan kegiatan belajar dan pembelajaran. (Wing Lai : 2011) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mendukung pergeseran praktek-praktek budaya dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Penggunaan teknologi informasi juga untuk lebih memenuhi kebutuhan abad ke-21 pengguna dari kalangan akademisi pendidikan tinggi. Teknologi informasi dan komunikasi digital dapat memberikan pengalaman belajar lebih aktif dan fleksibel dengan mengadopsi pendekatan pedagogis partisipatif dan dengan memadukan pembelajaran formal dengan pembelajaran informal. Berbagai keunggulan dan kekurangan merupakan paket yang dirasakan sebagai resiko penggunaan teknologi.  Salah satu paket tersebut adalah pengadaan dan pemeliharaan berbagai hardware dan software secara khusus memerlukan investasi berkelanjutan dan keterampilan sumber daya untuk mendukung keberlangsungan teknologi.
Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara semakin menyadari peran penting Perguruan Tinggi dalam meningkatkan sumber daya melalui penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Hong dan Songan: 2011) Sistem pendidikan tinggi di wilayah Asia Tenggara semakin memanfaatkan TIK dalam menangani tantangan yang timbul. Adapun tantangannya adalah 1) apa dan bagaimana siswa belajar, 2) kapan dan di mana mahasiswa belajar, dan 3) cara-cara untuk mengurangi biaya pendidikan. Negara-negara di Asia Tenggara berada pada tahap perkembangan yang berbeda dengan negara maju dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan di Perguruan Tinggi. Dengan demikian, berbagi pengalaman dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan tinggi sangat penting bagi dosen dan pengelola yang berada di garis depan pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan aktifitas belajar dan pembelajaran.
Teknologi pada sistem “cloud computing” merupakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Paket yang dijanjikan adalah skala ekonomis yang menjanjikan dan fitur yang mampu meningkat pelayanan lembaga. Isyu terbaru adalah sistem layanan “cloud computing” kian bertambah banyak dan disediakan tanpa berbayar dan hanya menggunakan teknologi Internet. Pengguna dari kalangan akademisi seperti dosen, mahasiswa, staf dan penentu kebijakan dapat memanfaatkan sistem “cloud computing” dengan mengakses dari web browser yang telah disediakan. Layanan yang ditawarkan dapat dianggap murah atau bahkan bebas untuk pendidikan. Dalam berbagai hal bahkan ketersediaan layanan lebih tinggi dan lebih baik daripada yang dapat diberikan oleh Perguruan Tinggi .
Perguruan tinggi memerlukan kebijakan untuk mengoptimalisasikan teknologi dan layanan yang ada di internet. Desain besar tentang media dan sumber belajar yang saling terkait telah diimplementasikan oleh penyedia layanan internet. Kecenderungan teknologi masa depan mulai mengarah pada sebagian besar layanan pendidikan, belajar dan pembelajaran akan diselenggarakan melalui “ cloud computing” . Institusi sebagai bagian dari dunia global tidak lagi menjadi tuan rumah pusat data mereka sendiri dikarenakan dengan investasi perangkat keras yang mahal , tagihan listrik yang membengkak, gaji pengelola dan banyaknya fitur yang jarang dimanfaatkan sepenuhnya. Perkembangan sistem “cloud computing” merupakan mahakarya untuk mewujudkan globalisasi belajar dan pembelajaran sesungguhnya.


2.    PAKET LAYANAN PADA SISTEM CLOUD COMPUTING
Sistem “ cloud computing” yang ditawarkan oleh berbagai pihak penyedia layanan internet memiliki beberapa paket. Sebagian diantara paket-paket tersebut adalah:

2.1.        Pengendalian Jarak Jauh terhadap Pusat data
Layanan pada sistem “Cloud computing” yang disampaikan melalui Internet dari pusat data yang memiliki spesifikasi tinggi dibangun di lokasi yang jauh dari pengguna dan institusi Perguruan Tinggi . Para penyedia server telah memiliki fitur yang telah mereka investasikan berupa sistem pendidikan terbaru dan teknik optimasi layanan. Jika investasi ini dilakukan oleh perguruan tinggi, akan membebani sistem anggaran secara signifikan. Pusat-pusat data yang dikembangkan oleh penyedia layanan berada pada lokasi yang dekat sumber listrik murah. Bahkan lokasi pusat data tidak selalu diketahui pengguna, meskipun dalam beberapa kasus pengguna membutuhkan layanan yang berlokasi di negara-negara tertentu karena data undang-undang perlindungan. Penyedia layanan menyediakan hak akses dan pengendalian terhadap data yang tersimpan melalui sistem “cloud computing”

2.2.        Swakelola layanan sesuai kebutuhan
Fitur layanan utama seperti penyimpanan data , pemrosesan, memori dan bandwidth dibagi secara proporsional terhadap beberapa pengguna dan dapat dialokasikan secara dinamis hingga layanan dapat dialokasikan berdasarkan pada permintaan. Komponen perangkat keras yang disediakan oleh penyedia layanan dapat diganti tanpa berdampak pada layanan belajar, pembelajaran, kinerja atau bahkan ketersediaan ruang baru. Pengelolaan terhadap data yang tersebar di beberapa pusat data dalam kategori aman karena penyedia layanan memberikan jaminan keamanan dan ketahanan dengan sistem terbaru.
Fitur layanan utama dari sistem “cloud computing” adalah elastis dan cepat. Faktor ini memungkinkan pengelola  perguruan tinggi maupun akademisi yang menggunakan sistem “cloud computing” secara mendadak melakukan permintaan layanan. Sistem “cloud computing”  yang telah dimplementasikan hingga saat ini telah memberikan kesan bahwa pengelolaan layanan yang terukur namun mampu menyediakan layanan tidak terhingga kepada para pengguna. Penjelasan yang termudah adalah Jika Perguruan Tinggi dan pengguna akademisi ingin meningkatkan penggunaan secara mendadak harus ada, maka tidak perlu mengajukan atau membeli perangkat keras tambahan yang bisa memakan waktu berminggu-minggu dan kemudian dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pengelolaan alokasi anggaran merupakan isyu paling menarik dalam penggunaan sistem “cloud computing”. Jika dalam sistem “cloud computing” membutuhkan alokasi anggaran, maka pengguna hanya membayar untuk layanan yang digunakan. Penyedia layanan akan menanggung biaya hardware dan penyediaan perangkat lunak. Pada beberapa fitur yang disediakan pada sistem “cloud computing”, menggunakan fitur-fitur tidak berbayar. Sehingga, Penyedia layanan akan menanggung sepenuhnya terhadap biaya hardware dan penyediaan perangkat lunak.
Secara umum pengelolaan layanan oleh pengguna dapat dilakukan secara swakelola. Pengguna dapat memutuskan fitur-fitur apa yang digunakan , dan menambah atau mengurangi ini tanpa harus mendiskusikan dengan penyedia layanan. Fasilitas pelaporan disediakan sehingga pelanggan dapat memantau penggunaan fitur .

3.    IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING
Beberapa penyelenggara pendidikan bahkan Perguruan Tinggi yang telah menggunakan layanan belajar dan pembelajaran on-line, belum mengunakan sistem “cloud computing” secara optimal.  Beberapa perguruan tinggi bahkan telah salah mengasumsikan terhadap sistem “cloud computing”. Asumsi terhadap sistem “cloud computing” adalah sebuah sistem dalam Internet yang tidak banyak memberikan dukungan terhadap proses belajar dan pembelajaran dan hanya memfasilitasi kegiatan yang tidak diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi bahkan kebingungan antara istilah Web 2.0 dan sistem “cloud computing” .



 






















Gambar 1 Cloud Computing Jurusan Teknologi Pendidikan

Teori “cloud computing” memang belum mendapatkan kesepakatan dalam pemahaman secara global. Hal tersebut juga berlaku pada teknologi web 2.0. Blog, wiki, twitter, facebook dan lain-lain merupakan teknologi yang dianggap sebagai aplikas Web 2.0. Aplikas teknologi web 2.0 memungkinkan pengguna untuk mengubah isi dari halaman web dan berinteraksi dengan orang lain melalui aplikasi sehingga tercipta kontruksi informasi dan komunikasi 2 arah. Perangkat lunak web 2.0 dapat diselenggarakan oleh Perguruan tinggi melalui intranet atau diakses secara umum melalui Internet. Pada konteks ini, Web 2.0 dapat dianggap sebagai jenis aplikasi tertentu sedangkan “cloud computing” adalah sistem yang memungkinkan beberapa metode dalam berbagai aplikasi yang memungkinkan adanya aktivitas penyimpanan, pemrosesan, pengelolaan, pengiriman .
 Langkah menuju sistem “cloud computing” pada perguruan tinggi dimulai dengan dengan memanfaatkan penyediaan email mahasiswa. Layanan email adalah layanan mendasar, standar , dan dapat diberikan dengan mudah oleh pihak penyelenggara layanan. Walaupun kedudukannya merupakan aplikasi yang mendasar, email justru diklaim bukan merupakan inti, penting atau mendesak untuk misi pendidikan nasional. Gmail, Ymail, Hotmail dll dalam kenyataannya telah menawarkan layanan email gratis baik perorarangan maupun kelembagaan untuk sektor pendidikan di seluruh negara. Tendensi berbagai perusahaan menyediakan email adalah sebagai bagian dari pendukung aplikasi yang lebih besar. Misalnya untuk mendaftarkan akun sebuah aplikasi yang ditawarkan. Persusahaan Internasional yang peduli sangat konsisten dalam dunia pendidikan adalah perusahaan google dengan Google Apps for Education dan Perusahaan Microsoft melalui microsoft Live @ edu. Secara umum, sistem yang ditawarkan adalah alat komunikasi seperti teknologi pesan yang dibuat secara instan beserta pengelolaan sistem dan software aplikasi lainnya. Ada juga aplikasi dokumen berupa pengolah kata, pengolah angka hingga presentasi dilengkapi dengan fasilitas dari penyimpanan, pemrosesan hingga bagaimana penyampainnya, Ruang penyimpanan sangat signifikan untuk seluruh dokumen dan dari semua jenis. Layanan tersebut ditawarkan kepada pengguna dan bahkan dapat terus menggunakan setelah mereka meninggalkan Perguruan Tinggi.
Banyak layanan yang diberikan secara gratis kepada Perguruan Tinggi. Sejumlah keuntungan bagi perusahaan yang saat ini bersaing untuk merebut pangsa pasar. Software aplikasi yang disediakan didiskon dan bahkan tanpa berbayar untuk sektor pendidikan.  Penyedia layanan berusaha untuk membangun hubungan dengan Perguruan Tinggi yang menyediakan sumberdaya manusia pada masa depan. Di samping itu mereka membangun merek dan “loyalitas” penggunaan yang dapat menyebabkan penjualan terhadap layanan lainnya.
Penggunaan lain terhadap sistem “cloud computing” yang mulai muncul dalam perguruan tinggi adalah untuk hosting sistem manajemen pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan LMS (Learning Management System). Penyedia layanan LMS seperti Claroline, Blackboard, Dokeos, Moodle dan lain-lain bahkan memberikan lisensi tidak berbayar kepada pihak Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan pengguna aplikasi

4.    CLOUD COMPUTING PADA SISTEM PEMBELAJARAN
Sistem pembelajaran merupakan kekuatan utama pada lembaga pendidikan secara umum. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memiliki keragaman layanan dalam sistem pembelajaran. Trend layanan perguruan tinggi adalah layanan dengan tajuk “e-learning”. Berbagai versi aplikasi e-learning telah dimanfaatkan sebagai sarana dalam sistem pembelajaran. Nuansa e-learning mewarnai setiap teori, model bahkan hingga kajian-kajian diskusi dan penelitian. Sehingga e-learning merupakan aplikasi layanan unggulan dalam sebuah sistem pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Sistem pembelajaran modern tidak bisa dimonopoli lembaga dan cenderung fleksibel terhadap jenis dan letak sumber belajar. Perguruan Tinggi tidak mungkin menutup akses dua arah dengan penyedia layanan di Internet. Bahkan entitas pengguna tidak hanya pada kalangan civitas akademika. Sehingga “kesemrawutan” di era belajar telah diantisipasi oleh sistem yang sangat besar yaitu “cloud computing”. Kekuatan yang luar biasa telah muncul dan telah siap untuk diaplikasikan dalam sistem pembelajaran Perguruan Tinggi.

5.    LAYANAN TEKNOLOGI DARI PERUSAHAAN RAKSASA
Aplikasi yang ditawarkan oleh perusahaan google sangat banyak dan memiliki keunggulan yang patut diperhitungkan. Jika sampai hari ini hanya mengenal google sebagai mesin pencari berbasis web, maka dapat dikatakan sebuah kerugian besar. Ironisnya banyak yang menggunakan aplikasi milik google tanpa menyadarinya. Sistem Operasi “Android” dan penyimpanan video “Youtube” merupakan sebagian aplikasi yang ditawarkan google dan diberikan “gratis”.
Bahkan yang lebih “menyenangkan” adalah perusahaan-perusahaan dibawah google atau mendukung google semakin banyak. Perusahaan tersebut bergabung dalam sebuah wadah aplikasi google.

Berbagai aplikasi layanan telah disediakan dan diberikan penjelasan yang cukup terdapa tatacara penggunaannya. Pengguna google seperti dimanja oleh ribuan aplikasi. Pengguna hanya perlu memilih aplikasi yang sekarang dibutuhkan atau membiarkan aplikasi yang kurang dibutuhkan. Pengguna dapat mengelola aplikasi yang telah terkoneksi oleh aplikasi google, tanpa harus meminta persetujuan ulang/berkali-kali.
Aplikasi-aplikasi yang tidak berbayar, jika telah terpasang, akan langsung siap untuk digunakan dan dimanfaatkan, tanpa harus menunggu lisensi atau pembenahan legalitas.


6.    MENGGABUNGKAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR BERBASIS WEB PADA APLIKASI PEMBELAJARAN MELALUI TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING

Perguruan tinggi memiliki kebijakan pengembangan pembelajaran berbasis elektronik. Universitas Negeri Malang juga memiliki kebijakan pembelajaran dengan memanfaatkan sistem aplikasi pembelajaran berbasis elektronik. Platform apalikasi pembelajaran on-line yang digunakan adalah opensource LMS (Learning Management System) aplikasi MOODLE (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment). Pada jurusan tekknologi pendidikan juga  memiliki aplikasi pembelajaran on-line. Platform yang digunakan adalah opensource LMS aplikasi CLAROLINE (Class Room on Line). Secara umum dapat dikategorikan dalam “keluarga” aplikasi yang sama, hanya beda “spesies”.
Moodle dan Claroline bukan merupakan standar sistem pembelajaran di Indonesia. Masih banyak ragam dan macamnya LMS. LMS tentu lebih baik jika disandingkan dengan penyedia sumber belajar dan ditautkan dengan aplikasi-aplikasi lainnya. Sebagai contoh adalah aplikasi sistem pembelajaran digabungkan dengan file penyimpanan data pribadi dosen pada google drive.

Gambar contoh tampilan sistem aplikasi pembelajaran on-line UM

Gambar contoh tampilan sistem aplikasi pembelajaran on-line TEP

7.    APLIKASI LMS BERTEKNOLOGI CLOUD COMPUTING

Aplikasi Edmodo menempatkan dosen di pusat jaringan dan edmodo sebagai perangkat untuk menghubungkan dosen kepada mahasiswa, administrator, orang tua, dan penerbit dll. Jaringanmenggunakan system “cloud computing” dunia yang berkualitas tinggi. Edmodo memudahkan untuk melacak kemajuan mahasiswa. semua nilai dan penugasan yang diberikan melalui Edmodo.  Dosen bisa mendapatkan pulsa dari kelas mereka melalui reaksi siswa untuk kuis, tugas, dan posting diskusi yang digunakan untuk menangkap pemahaman, kebingungan, atau frustrasi. Edmodo dirancang untuk menghasilkan mahasiswa yang bersemangat untuk belajar di lingkungan yang akrab. Pada Edmodo, dosen dapat membangun diskusi kelas online, memberikan polling untuk memeriksa pemahaman siswa, dan penghargaan lencana kepada siswa individu berdasarkan kinerja atau perilaku belajar.


7.1.        PENDAFTARAN PENGGUNA APLIKASI

Untuk menggunakan Edmodo, Dosen harus mengambil langkah pertama dalam memulai dengan mendaftar sebagai Dosen dan menciptakan akun Dosen. Akun Dosen Dosen akan memberikan keleluasaan bagi Dosen untuk membuat kuliah, bergabung dengan kelompok lain atau untuk pelatihan dan lain-lain, tetapi juga memberikan Dosen kemampuan untuk membuat grup Dosen sendiri dalam kelas yang dibimbing Dosen. Proses pendaftaran sangat sederhana dan relatatif tidak memakan waktu lama.

Adapun acara mendaftar sebagai dosen di aplikasi adalah sebagai berikut:

1.    Dosen dapat mulai menggunakan Edmodo di kelas dalam waktu singkat! ada tiga langkah sederhana untuk membuat Akun Dosen:
2.    Arahkan ke www.edmodo.com  dan pilih  "I’m a Teacher"  tombol untuk membuat akun gratis Dosen. 


Left Arrow: www.edmodo.com
 
Left Arrow: I’m a Teacher


3.    Mengisi formulir pendaftaran dan pilih  "Sign Up"  tombol untuk menyelesaikan proses sign up.
Contoh pengisian


Pengisian Universitas
Left Arrow: Next Step

Left Arrow: Next Step

Mengisi profil dan alamat dosen di edmodo

Left Arrow: Go to my homepage

Memilih komunitas
Homepage


4.    Periksa e-mail  setelah pendaftaran untuk  konfirmasi  dan melihat langkah-langkah selanjutnya untuk menyiapkan Akun Edmodo  bagi Dosen.


7.2.        FASILITAS PERPUSTAKAAN VIRTUAL
Lelah melihat halaman web bookmark atau memiliki file pada beberapa komputer sekolah? Pikirkan ada fasilitas sebagai Perpustakaan virtual Dosen. Dosen dapat mengakses di mana saja dan berbagi isi dengan siapapun yang Dosen inginkan.Perpustakaan Edmodo memiliki ruang khusus dan memungkinkan Dosen untuk menyimpan, mengatur, berbagi, dan mengelola dokumen, semua dalam akun Edmodo Dosen.

MENAMBAHKAN KONTEN UNTUK PERPUSTAKAAN DOSEN

Dosen dapat menambahkan semua jenis file (foto, video, dokumen, dll), dalam format Perpustakaan Dosen.Dosen juga dapat menambahkan link web untuk Perpustakaan. Perpustakaan memiliki ruang penyimpanan tidak terbatas, dan  batas ukuran file upload adalah 100MB. 

Untuk menambahkan konten ke perpustakaan Dosen:
1.    Klik "Library "  icon  library.png di toolbar atas.
2.    Pilih  " Add to Library "  tombol di sudut kanan atas  halaman Perpustakaan.
Left Arrow: Add to Library

3.    Pilih  "File"  tab dan kemudian klik " Upload "  untuk menambahkan file dari komputer Dosen, atau pilih "Link"  tab untuk menambahkan link atau embed kode ke Perpustakaan.


4.    Klik  "Add."



7.3.        FASILITAS PENUGASAN

Mengapa Dosen harus meninggalkan kelas dengan setumpuk kertas ketika Dosen bisa melihat langsung di kelas, memberikan keterangan tugas, dan memberikan umpan balik, langsung dari Akun Edmodo Dosen? Dosen dapat membuat tugas untuk mengirim, dan kemudian siswa dapat mengirimkan secara digital. Dosen akan dapat melihat dan kelas mereka dengan mudah.

PASANG TUGAS BARU

Buat Tugas Baru:
Untuk memposting Tugas baru untuk satu atau lebih kelompok, ikuti petunjuk ini.
1.    Pilih  " Assignment "  tab yang terletak di post bubble di bagian atas Edmodo Homepage Dosen.

Left Arrow: Assignment

2.    Mengisi berikut  rincian  untuk  Penugasan :
o   Tugas  judul
o   Deskripsi  dari Penugasan
o   Tanggal  Jatuh Tempo/ berakhir (ditetapkan dengan mengklik ikon kalender)


3.    Periksa " Lock this assignment after its due date " kotak untuk menonaktifkan membatasi siswa dari balik dalam tugas setelah tanggal jatuh tempo.
4.    Klik " file "," link "atau" Library "untuk  melampirkan  item untuk melengkapi Tugas .
5.    Klik di "Send" lapangan untuk memilih kelompok untuk mengirim Penugasan untuk.
6.    Klik " Send "  untuk mengirim Penugasan segera.
7.    Klik tombol " Penjadwalan" ikon pasca-schedulepost.png untuk mengirim posting di masa depan.
8.    Kirim sekarang : akan mengirim posting segera
9.    Dijadwalkan : otomatis akan mengirim posting pada waktu yang dipilih (pastikan pengaturan zona waktu adalah sama bagi guru dan siswa).
10. Klik  "Send" tombol untuk mengirim Penugasan.


7.4.        FASILITAS KUIS

Apakah Dosen ingin melihat bagaimana mengasesmen kelas? Bagaimana secara otomatis dinilai melalui Kuis? Menggunakan fitur Kuis online sehingga Dosen dapat melihat analisis kinerja kelas

MEMBUAT DAN KIRIM KUIS BARU

Sangat mudah untuk memulai membuat Kuis untuk kelas Dosen. Setelah Dosen membuat kuis, maka Dosen perlu mengirim Kuis untuk kelas Dosen sehingga mereka dapat menyelesaikan Quiz.
1.    Pilih  " Quiz "  tab yang terletak di post bubble di bagian atas Edmodo Homepage Dosen.

Left Arrow: Quiz

2.    Klik  "Create a Quiz"  untuk membuat Kuis baru
3.    Klik tombol " +Add First Question"tombol.
4.    Isi berikut  rincian Kuis Dosen:  
a.    Judul Kuis  - nama Kuis Dosen dengan mengisi kolom judul di atas
b.    Batas Waktu  - menetapkan batas waktu bagi siswa untuk menyelesaikan Quiz, batas waktu maksimum adalah 1440 menit atau 24 jam
c.    Keterangan  - menyelesaikan "About this Quiz" terletak pada panel untuk menggambarkan Quiz
d.    Tampilkan Hasil  - centang kotak ini di bawah "Quiz Options" untuk menampilkan hasil mahasiswa Kuis langsung mereka
e.    Mengacak pertanyaan  - centang kotak ini di bawah "Quiz Options" untuk mengacak pertanyaan untuk setiap siswa mengambil Quiz
5.    Pilih  jenis pertanyaan  dari Type drop-down. Pilih dari pilihan, benar / salah, jawaban singkat, mengisi bagian yang kosong atau pencocokan. (Dosen juga bisa mengklik "Load "link pada panel sebelah kiri untuk memuat pertanyaan yang dibuat sebelumnya dari bank soal.)
6.    Ketik pertanyaan di  "Question Prompt" . (Di bawah ini Dosen akan melihat opsi untuk melampirkan link atau file dengan pertanyaan).
7.    Tambahkan  tanggapan . Bidang respon akan bervariasi tergantung pada jenis pertanyaan. (Untuk  Isi Blank  menggunakan '_' (garis bawah) untuk menentukan di mana Dosen ingin kosong untuk muncul dalam pertanyaan. Lengkapi pilihan tanggapan dan menDoseni yang benar dengan memilih "Set As Correct Answer" link.) Secara default , Dosen memiliki dua bidang respon, jika Dosen ingin menambahkan lebih banyak, klik  "Add Response" tombol di bawah kolom respon kedua, untuk menambahkan lebih banyak tanggapan.
8.    Pilih  "+" tombol  pada panel sisi kiri untuk  menambahkan pertanyaan baru.  Dosen dapat kembali dan mengedit  pertanyaan, dengan memilih nomor pertanyaan dari panel kiri. Klik tombol " Load "link di samping" + "tombol untuk memuat pertanyaan yang dibuat sebelumnya.
9.    Pilih  nomor  pertanyaan di panel sebelah kiri dan klik " Remove Question"tombol dari sudut kanan atas untuk menghapus pertanyaan.
10. Drag 'n drop nomor pertanyaan pada panel sisi kiri untuk  menyusun ulang pertanyaan.
11. Pilih  "Quiz Preview"  link di bawah tombol "Assign Quiz" untuk melihat Quiz (hanya sebagai mahasiswa akan melihatnya).
12. Pilih " Print "untuk mencetak hard copy Kuis, Dosen dapat memberikan ini kepada siswa untuk menyelesaikan.
13. Klik  " Assign Quiz "  tombol di sudut kanan atas halaman untuk menulis Quiz.
14. Pilih tanggal jatuh tempo  dengan mengklik di lapangan karena tanggal atau pada ikon " Edmodo Planner ".
15. Periksa Tambahkan ke Buku Nilai  untuk secara otomatis menambahkannya ke gradebook Dosen, jika Dosen lupa langkah ini Dosen dapat menambahkannya ke gradebook diwaktu yang akan datang.
16. Pilih Kirim Sekarang atau Dijadwalkan:
·         Kirim Sekarang  - akan mengirim posting segera
·         Dijadwalkan -  otomatis akan mengirim posting pada waktu yang dipilih
17. Pilih  "Send"  untuk mengirim Quiz.

8.    MENUJU ERA BELAJAR BERTEKNOLOGI CLOUD COMPUTING
Kapanpun dan dimanapun orang belajar. Belajar merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia. Fleksibilitas sistem pembelajaran perlu dibangun dalam lingkungan perguruan tinggi dalam rangka mememunuhi kebutuhan belajar dan pembelajaran. Perguruan tidak hanya diakses oleh civitas akademik saja. “Cloud computing” memungkinkan mahasiswa, dosen, pengelola, dan pengguna luar pada era belajar menjadi entitas belajar pada Perguruan Tinggi.  Hal yang paling terlihat adalah dikotomi pengajar dan pebelajar hampir tidak ada. Semua orang saling berbagi dan belajar dengan berbagai perangkat yang dimiliki. “cloud computing” merupakan solusi untuk pemenuhan dan pengkayaan sumber, media, strategi, asesmen, evaluasi dan komponen belajar lainya. Perguruan Tinggi tidak perlu “alergi” dan “menghadang”  era pembelajaran melalui “ cloud computing”. Perguruan Tinggi perlu membangun kebijakan pada era belajar yaitu secara konsisten dan berkesinambungan mengembangkan lingkungan belajar dalam sistem pembelajaran yang aman, nyaman, bermutu dan bermakna.

Daftar Pustaka

Hong.Kian-Sam dan Songan. Peter. 2011 ICT in the changing landscape of higher education in Southeast Asia. Australasian Journal of Educational Technology 2011, 27(Special issue,8), 1276-1290.

Kwok-Wing Lai. 2011. Digital technology and the culture of teaching and learning in higher education. Australasian Journal of Educational Technology, 27(Special issue, 8), 1263-1275

Sclater. Niall. 2010. Cloud Computing in Education. Unesco Institute for Information Technologies in Education. Moscow. Russian Federation.

Edmodo. 2014 Edmodo Teacher Manual. Edmodo Help Centre (On-line) https://support.edmodo.com/home#teacher