2.1 Pengertian Surveilans
Epidemiologi
Pada awalnya, surveilans
epidemiologi merupakan satu macam observasi terhadap seorang atau orang-orang
yang disangka menderita suatu penyakit menular ( kolera, pes, cacar dsb) dengan
cara mengadakan bermacam-macam pengawasan medis, tanpa membatasi gerak
orang-orang tersebut. Kemudian berkembang pengertian mengenai surveilans
epidemiologi ini berkembang menjadi pengumpulan data penyakit tentang penderitanya,
penyebabnya, lingkungan serta semua faktor yang berperan dalam disease
causation
Menurut
WHO Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi
data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada Unit
yang membutuhkan untuk diambil tindakan.
Surveilans kesehatan masyarakat adalah
proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara
sistematik dan terus-menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan untuk dapat diambil tindakan (WHO, 2000).
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan
analisis secara sistematis dan terus-menerus, terhadap penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Sedangkan sistem
Surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan Surveilans
epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara Surveilans dengan
laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara
program kesehatan, meliputi hubungan Surveilans epidemiologi antar wilayah kabupaten/kota,
propinsi dan Pusat.
2.2 Tujuan dan Manfaat Surveilans
Epidemiologi
1.
Tujuan
Tujuan
surveilans adalah untuk mendapatkan informasi tentang penyakit atau masalah
kesehatan lainnya, meliputi frekuensi, distribusi, prevalensi, insidensi dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya secara cepat. Dengan demikian tindakan
pencegahan dan penanggulangan secara cepat dan benar dapat dilakukan, agar
dapat menjawab pertanyaan siapa, dimana, dan kapan (who, where and when).
a.
Tujuan Umum
Diperolehnya
informasi epidemiologi penyakit tertentu dan terdistribusinya informasi
tersebut kepada program terkait, pusat-pusat kajian, dan pusat penelitian serta
unit surveilans lain. Selain itu, tujuan umum surveilans epidemiologi yang lain
adalah untuk Menilai status kesehatan masyarakat, Menetukan
prioritas kesehatan masyarakat, Mengevaluasi program,
dan Melakukan riset.
b. Tujuan
Khusus
a) Terkumpulnya
data kesakitan, data laboratorium dan data KLB penyakit dan keracunan di
Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium, sebagai sumber data Surveilans Terpadu
Penyakit
b) Terdistribusikannya
data kesakitan, data laboratorium serta data KLB penyakit dan keracunan tersebut
kepada unit surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, unit surveilans Dinas
Kesehatan Propinsi dan unit surveilans Direktorat Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan
c) Terlaksananya
pengolahan dan penyajian data penyakit dalam bentuk tabel, grafik, peta dan
analisis epidemiologi lebih lanjut oleh Unit surveilans Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen PPM &PL Depkes
d) Terdistribusinya
hasil pengolahan dan penyajian data penyakit beserta hasil analisis
epidemiologi lebih lanjut dan rekomendasi kepada program terkait di Puskesmas,
Rumah Sakit, Laboratorium, Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional, pusat-pusat
riset, pusat-pusat kajian dan perguruan tinggi serta sektor terkait lainnya.
2.
Manfaat
a. Manfaat umum : perencanaan, implementasi, dan
evaluasi kegiatan kesehatan masyarakat.
b. Manfaat Khusus :
o Memperkirakan
kuantitas masalah
o Menggambarkan
riwayat alamiah penyakit
o Mendeteksi
wabah/KLB
o Menggambarkan
distribusi masalah kesehatan
o Memfasilitasi
penelitian dan epidemiologis dan laboratoris
o Membuktikan
hipotesis
o Menilai
kegiatan pencegahan dan penanggulangan
o Memonitor
perubahan agen infeksius
o Memonitor
upaya isolasi
o Mendeteksi
perubahan kegiatan
o Merencanakan
kegiatan
2.3 Ruang Lingkup Surveilans
Epidemiologi
Masalah kesehatan dapat
disebabkan oleh beberapa sebab, oleh karena itu secara operasional diperlukan
tatalaksana secara integratif dengan ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:
a. Surveilans
Epidemiologi penyakit Menular
Merupakan analisis
terus menerus dan sistematika terhadap penyakit menular dan faktor resiko untuk
upaya pemberantasan penyakit menular.
b. Surveilans
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis
terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan faktor resiko
untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular.
c. Surveilans
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis
terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor resiko untuk
mendukung program penyehatan lingkungan.
d. Surveilans
Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis
terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor resiko untuk
mendukung program-program kesehatan tertentu.
2.4 Komponen-komponen Surveilans Epidemiologi
Setiap Penyelenggaraan
Surveilans epidemiologi Penyakit dan masalah kesehatan lainnya terdiri dari
beberapa komponen yang menyusun bangunan sistem Surveilans yang terdiri atas
komponen sebagai berikut :
a.
Tujuan yang jelas dan dapat diukur
b.
Unit Surveilans epidemiologi yang terdiri dari kelompok kerja Surveilans
epidemiologi dengan dukungan tenaga profesional.
c.
Konsep Surveilans epidemiologi sehingga terdapat kejelasan sumber dan cara-cara
memperoleh data, cara mengolah data, cara-cara melakukan analisis, sarana penyebaran
atau pemanfaatan data dan informasi epidemiologi serta mekanisme kerja Surveilans
epidemiologi.
d.
Dukungan advokasi peraturan perundang-undangan, sarana dan anggaran.
e.
Pelaksanaan mekanisme kerja Surveilans epidemiologi
f.
Jejaring Surveilans epidemiologi yang dapat membangun kerjasama dan pertukaran data
dan informasi epidemiologi, analisis, dan peningkatan kemampuan Surveilans epidemiologi.
g.
Indikator kinerja.
Penyelenggaraan
Surveilans epidemiologi dilakukan melalui jejaring Surveilans epidemiologi
anatara unit-unit suirveilens dengan sumber data, antara unit-unit Surveilans dengan
pusat-pusat penelitian dan kajian, program intervensi kesehatan dan unit-unit survelens
lainnya.
Berdasarkan telaah terhadap
pengertian surveilans, maka komponen utama kegiatan surveilans meliputi:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data surveilans dapat
dilakukan melalui surveilans pasif dan surveilans aktif. Surveilans
aktif dilakukan dengan cara kunjungan ke unit sumber data di puskesmas,
rumah sakit, laboratorium serta langsung di masyarakat atau sumber data
lainnya seperti pusat riset dan penelitian yang berkaitan secara
sistematik dan terus-menerus. Menurut WHO, sumber data surveilans antara lain:
1) Pencatatan angka kematian
2) Laporan penyakit
3) Laporan hasil pemeriksaan laboratorium
4) Penyelidikan atau laporan penyakit yang dilakukan secara perorangan
5) Survei
6) Penyelidikan distribusi vektor dan reservoir penyakit pada hewan
7) Data kependudukan dan lingkungan
8) Laporan wabah atau kejadian luar biasa (KLB)
9) Penggunaan obat-obatan dan bahan-bahan
10) Data lain serta catatan medik RS, absensi anak sekolah/ pekerja, survei rumah tangga dan lain-lain.
b.
Pengolahan,
analisis dan interpretasi data
Setelah data terkumpul, segera
diolah, dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan waktu, tempat dan orang,
kemudian disajikan dalam bentuk teks, tabel, grafik, spot map dan
lain-lain. Kemampuan untuk menganalisis, menginterpretasikan data
tergantung pada kemampuan dan keterampilan petugas kesehatan yang ada di tiap
unit kesehatan. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, dapat
ditentukan tindakan pemecahan masalah kesehatan yang ada.
c.
Umpan
balik dan penyebarluasan hasil analisis data/ informasi
Hasil analisis dan interpretasi data, selain dipakai sendiri
oleh unit kesehatan setempat untuk keperluan tindak lanjut dan perencanaan
program. Hasil tersebut harus disebarluaskan sebagai laporan kepada
atasan, dikirim sebagai umpan balik (feed back) kepada UPK pemberi laporan,
kepada lintas program dan lintas sektor, para pengambil keputusan serta
masyarakat
2.5 Sumber Data Surveilans Epidemiologi
Salah satu sistem
pengumpulan data yang dilakukan secara terus-menerus dalam epidemiologi dikenal
dengan surveilans. Sebagai sumber data surveilans, WHO merekomendasikan 10
macam sumber data yang dapat dipakai, yaitu
a. Registrasi
mortalitas yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta laporan dari
kantor pemerintah dan masyarakat.
b. Laporan
morbiditas yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan dan
masyarakat.
c. Laporan epidemic yang dapat diperoleh dari
unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.
d. Investigasi laboratorium
e. Investigasi kasus individu
f. Investigasi lapangan epidemic
g. Survei
h. Studi reservoir binatang dan
distribusi vector yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan
masyarakat.
i. Penggunaan biologis dan obat
j. Pengetahuan populasi dan lingkungan
Selain itu untuk surveilans, data dapat juga diperoleh dari :
a. Statistik rumah sakit dan tempat perawatan lainnya
b. Pencatatan dokter-dokter
c. Laporan laboratorium kesehatan masyarakat
d. Daftar absen kerja atau sekolah (bahan kuliah, Surveilans Epidemiologi).
2.6 Alur Distribusi Surveilans
Epidemiologi
Alur
distribusi data surveilans berputar
setiap bulan dimana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
mengirimkan data STP (Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas, Rumah Sakit dan
Laboratorium ke Dinas Kesehatan Propinsi dengan jenis penyakit dan variabelnya sebagaimana
formulir STP.PUS.KAB, formulir STP.RS.KAB dan formulir STP.LAB.1 & 2 KAB
dengan menggunakan email, faksimili, jasa pengiriman atau kurir.
Lalu Setiap bulan Dinas Kesehatan Propinsi mengirimkan data STP Puskesmas,
Rumah Sakit dan Laboratorium menurut Kabupaten/Kota dalam bentuk file komputer
berbasis data ke Ditjen PPM&PL Depkes dengan jenis penyakit dan variabelnya
sebagaimana formulir STP.PUS.KAB, formulir STP.RS.KAB, dan formulir STP.LAB.1
& 2 KAB dengan menggunakan email, atau disket melalui jasa pengiriman. Kemudian Ditjen PPM & PL
mendistribusikan data STP Puskemas, Rumah Sakit dan Laboratorium seluruh Indonesia
dalam bentuk file computer berbasis data ke Dinas Kesehatan Propinsi dan
program terkait menurut Propinsi dengan menggunakan email, atau jasa pengiriman.
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan (Ditjen PPM&PL Depkes) adalah lembaga pemerintah
yang mendapat tugas dan bertanggungjawab
terhadap pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar