BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Istilah
"Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver).
Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan,
termasuk obat tradisional. Hepatitis mempunyai beberapa penyebab termasuk
penyakit yang menyebabkan sistim kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat dalam
tubuh yang disebut sebagai penyakit autoimun dan mikroorganisme termasuk virus.
Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, dan
hepatitis C. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis
A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B dan ,C ) dan adapula yang
kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ).
Penyakit Hepatitis merupakan penyakit urutan
pertama dari berbagai penyakit hati di dunia. Hepatitis terjadi secara sporadis di seluruh dunia,
dengan kecenderungan pengulangan siklus epidemi. Di dunia, prevalensi infeksi
virus hepatitis sekitar 1.4 juta jiwa setiap tahun (WHO) dengan prevalensi
tertinggi pada negara berkembang.
Secara global, virus hepatitis merupakan
penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang
berasal dari rumah sakit, hepatitis masih merupakan bagian terbesar dari
kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8-68,3% (Sanitoso,
2007). Pada tahun 2002-2003 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) hepatitis dengan
80% penderita berasal dari kalangan mahasiswa. Dari data penderita hepatitis
pada mahasiswa menunjukkan 56% mahasiswa tersebut terbiasa makan di warung atau
pedagang kuliner kaki lima dengan hygiene sanitasi yang tidak baik (Laporan
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, 2003).
Pada tahun 2010, prevalensi penyakit infeksi
virus hepatitis mencapai angka 9.3% dari total penduduk 237.6 juta jiwa. Di
sumsel tahun 2007 dengan jumlah penduduk 7.019.964 jiwa, prevalensi hepatitis
adalah 0.2-1.9%. Sedangkan di Nusa Tenggara Timur tahun 2010 dengan jumlah
penduduk 7.015.967 jiwa,prevalensi hepatitis adalah 0,3-1,8% Dengan kasus
terbanyak di kabupaten Sumba Barat dan kabupaten Sumba Timur.
Penyakit hepatitis merupakan penyakit yang
mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah
(Djoko Widodo, 2007). Hal ini disebabkan oleh kesehatan lingkungan yang kurang
memadai, penyediaan air minum yang tidak memenuhi syarat, tingkat sosial
ekonomi,dan tingkat pendidikan masyarakat (Harrison, 2005).
Dari segi kesehatan masyarakat, tingginya
prevalensi Hepatitis virus ini merupakan indikasi bahwa sebetulnya ini
merupakan masalah kesehatan masyarakat. Namun belum mendapat perhatian dari
berbagai pihak, terutama di daerah-daerah, karena jarang menyebabkan kematian
langsung. Hal ini mudah dilihat dari kurang tersedianya rekap data infeksi
virus hepatitis baik di tingkat puskesmas,
rumah sakit, dan dinas kesehatan daerah dari tahun ke tahun.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,
yaitu diantaranya adalah :
1. Klasifikasi
penyakit hepatitis
2. Gejala –
Gejala Hepatitis
3. Pengobatan
dan pencegahan penyakit hepatitis
4. Epidemiologi
penyakit hepatitis
5. Surveilens
Hepatitis Di Puskesmas
1.3
TUJUAN
PENULISAN
Adapun
yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui klasifikasi penyakit Hepatitis
2. Untuk
mengetahui gejala-gejala penyakit Hepatitis
3. Untuk
mengetahui Pengobatan dan pencegahan penyakit Hepatitis
4. Untuk
mengetahui epidemiologi penyakit Hepatitis
5. Untuk
mengetahui Pelaksanaan Surveilens Penyakit Hepatitis Di Puskesmas.
1.4
METODE
PENULISAN
Metode
penulisan yang digunakan dalam makalah ini yaitu tinjauan pustaka,data sekunder
dari Dinas Kesehatan Kota Kupang,dan beberapa artikel dari internet, seugasrta
wawancara langsung dengan petugas puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Etiologi
Penyakit Hepatitis
Istilah hepatitis dipakai untuk semua jenis
peradangan hati (liver). Penyebabnya dapat beberapa macam, mulai dari virus
sampaidengan obat-obatan termasuk obat tradisional. Virus hepatitis ada
beberapa jenis, hepatitis a, hepatitis B, dan C. Manifestasi penyakit hepatitis
akibat virus bisa akut (hepatitis A), dapat puila hepatitis kronik (hepatitis
B,C) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B,C).
1.
Hepatitis A
Hepatitis
A adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA).
Virus hepatitis A tersebut terdapat di dalam feses penderita bukan melalui
darah. Penularan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak
dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang
prosesnya terkontaminasi.
Hepatitis A termasuk dalam golongan penyakit hepatitis
ringan dan jarang menyakibatkan kematian, apabila segera diobati. Saat ini
sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah
suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin
beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks
merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
2.
Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus
Hepatitis B (VHB), dan dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang
pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker
hati. Penularan Hepatitis B dapat terjadi melalui darah atau produk darah
seperti penularan diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik
bersama-sama, transfusi darah, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual
maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang
terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan. Hepatitis B bisa kronis pada penderita yang mengalami penurunan daya tahan
tubuh.
Paling cepat 2 minggu setelah infeksi virus Hepatitis B, sudah bias
dideteksi HbsAg dalam darah penderita.
3.
Hepatitis C
Penyakit
Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC).
Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi
sebagai kanker (cancer) hati.
Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah
atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam
kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah
karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang
terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti
sikat gigi, alat cukur atau alat manicure).
Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah
terinfeksi pada dirinya.
2.2 Gejala-Gejala Klinis
1. Gejala
Hepatitis A
Seringkali
infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada
orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, demam, malaise, kehilangan nafsu makan, sakit
kepala, nyeri otot, lelah dan lemah, diare, mual, ketidaknyamanan perut, urin gelap dan sakit kuning
(menguningnya kulit dan putih mata).
Penyakit hepatitis A memiliki masa
inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah kemudian pendertia
menunjukan gejala terserang penyakit hepatitis A. Orang yang terinfeksi
hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut.
2. Gejala
Hepatitis B
Masa inkubasi hepatitis B Biasanya 45-180 hari
dengan batas 60-90 hari. Secara khusus tanda dan gejala terserangnya
hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area
mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hnepatitis B kronik akan cenderng
tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain lebih
beresiko. Hepatitis B juga sebagian besar akan sembuh dengan baik dan hanya
sekitar 5-10 persen yang akan menjadi kronik. Bila hepatitis B menjadi kronik
maka sebagian penderita hepatitis B kronik ini akan menjadi sirosis hati dan
kanker hati.
Gejala
tambahan dapat terjadi,terutama pada orang yang sudah lama mengalami hepatitis
B kronis. Gejala ini termasuk ruam,urtikaria (kaligata rasa gatal yang
berbintik-bintik merah dan bengkak), arthritis (peradangan sendi), dan
polineuropati (semutan atau rasa terbakar pada lengan dan kaki).
3. Gejala
Hepatitis C
Sering kali orang yang menderita Hepatitis C
tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun
lamanya. Jika gejala-gejala di bawah ini ada yang mungkin samar : Lelah, Hilang
selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap, dan Kulit atau mata menjadi
kuning disebut "jaundice" (jarang terjadi).
Dalam beberapa kasus,Hepatitis C dapat
menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati, yang dapat dideteksi pada tes
darah rutin. Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C kronis mengalami
kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal.
Sebagian
penderita Hepatitis C kronik akan menjadi sirosis hati dan kanker hati.
2.3 Pengobatan Dan Pencegahan
Penyakit Hepatitis
1. Hepatitis
A
Penderita yang menunjukan gejala penyakit
hepatitis A, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera
mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan
dari gejala yang timbul seperti parcetamol
sebagai penurun demam dan pusing, vitami untuk meningkatkandaya tahan
tubuh dan anfsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.
Bila kita merasa mungkin terpajan karena berada
di sekitar penderita, maka sebaiknya kita membecarakan pada dokter untuk
memanfaatkan suntikan immune globulin yang
mengandung banyak antibodi terhadap HAV
yang harus diberikan dalam dua hingga enam minggu setelah terpajan HAV. Bila
kita menerima suntikan immune globulin untuk
mencegah hepatitis A, sebaiknya kita juga menerima vaksinasi hepatitis A yang
biasanya diberikan dengan jarak waktu enam bulan.
Selain suntikan immune globulin dan vaksinasi, ada pula beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah hepatitis A yakni :
·
Hindari air, termasuk es yang
tercemar kotoran
·
Hindari kerang-kerangan yang
mentah atau kurang masak
·
Selalu cuci tangandengan
sabun dan air setelah kekamar mandi, mengganti popok bayi, dan sebelum
menyiapkan atau makan makanan.
·
Memakai penghalang lateks (‘dental dam’) untuk seks oral dan anal.
2. Hepatitis
B
Penderita yang diduga hepatitis B, untuk
kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan pemeriksaan darah.
Setelah diagnosa ditegakkan sebagai hepatitis B, maka pengobatan untuk
hepatitis B yaitu pengobaatan oral [obat
lamivudin (3TC), obat adefovir dipivoxil (hepsera), obat baraclude (entecavir) ]
dan pengobatan injeksi/suntikan [suntikan microsphere
dan injeksi alfa interferon].
Cara terbaik untuk mencegah hepatitis B
adalah pemberian vaksin pada orang-orang yang beresiko. Dua jenis vaksin yang
dapat digunakan yaitu Recombivax HB dan
Energix-B . kedua vaksin membutuhkan
tiga suntikan selama jangka waktu enam bulan. Selain itu penggunaan kondom saat
berhubungan sex dan menghinddari pemakaian bersama barang seperti sikat gigi,
jarum suntik, dan sebagainya yang dapat menjadi media penularan.
3. Hepatitis
C
Pengobatan hepatitis C dilakukan dengan
pemberian obat seperti Interferon alfa,
Pegylated interferon alfa dan Ribavirin,
dengan tujuan menghilangkan virus dari tubuh sedini mungkinuntuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada
penderita penyakit hepatitis C memerlukan waktu lama, bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong. Untuk itu perlu penanganan pada stadium
awal.
Pencegahan untuk penyakit hepatitis C dapat
dilakukan dengan vaksin. Selain itu menghindari pemakaian jarum suntik bekas,
menghindari pemakaian bersama alat-alat seperti pisau mencukur, menghinddari aktivitas sex dengan
berganti-ganti pasangan dan menghindari donor darah yang tidak resmi dapat
mencegah penyakit ini.
2.4 Epidemiologi Penyakit
Hepatitis
Epidemiologi
penyakit Hepatitis dikota kupang (Data tahun 2009 sampai 2011) berdasarkan data
dari Dinas Kesehatan Kota Kupang.
·
Orang
Menurut data
Dinas Kesehatan Kota Kupang, kasus hepatitis selama tiga (3) tahun terakhir di
Kota Kupang yaitu tahun 2009 sebanyak 5 penderita, tahun 2010 sebanyak 10
penderita, dan tahun 2011 sebanyak 1 penderita.
Berikut adalah data kasus Hepatitis menurut
persebaran jumlah penderita dilihat dari tingkatan jenis umur penderita
hepatitis dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, yaitu:
NO
|
GOLONGAN
UMUR
|
TAHUN
Jumlah
Penderita Hepatitis A
|
|||||
2009
|
2010
|
2011
|
|||||
L
|
P
|
L
|
P
|
L
|
P
|
||
1
|
0-7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
8-28
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
<1 thn
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
1-4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
5-9
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
6
|
10-14
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
7
|
15-19
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
8
|
20-44
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
0
|
9
|
45-54
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
10
|
55-59
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
11
|
60-69
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
12
|
70+
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
JUMLAH
|
3
|
2
|
6
|
4
|
1
|
0
|
Sumber:Data
Sekunder DINKES Kota Kupang
Berdasarkan
tabel diatas pada tahun
2009 jumlah kasus hepatitis di Kota Kupang sebanyak 5 kasus yaitu laki-laki 3
orang dan perempuan 2 orang, dan paling banyak pada usia 20-44 tahun. Begitu
pula pada tahun 2010 terdapat 10 kasus hepatitis A yaitu laki-laki 6 orang dan
perempuan 4 orang, dan paling banyak pada usia 20-44 tahun. Sedangkan pada
tahun 2011,angka penderita hepatitis menurun drastis menjadi 1 orang pada golongan usia 20-44 tahun.
·
Tempat
Persebaran
penyakit hepatitis dibeberapa tempat dalam kota kupang sangat segnifikan. Berikut
akan di tampilkan tabel persebaran penyakit hepatitis di beberapa wilayah kota
kupang berdasarkan data Dinas kesehatan kota kupang tahun 2009-2011 dibeberapa
puskesmas.
NO
|
NAMA PUSKESMAS
|
TAHUN
Jumlah Penyakit Hepatitis
|
||
2009
|
2010
|
2011
|
||
1
|
Pasir
Panjang
|
0
|
0
|
0
|
2
|
Kupang
Kota
|
0
|
0
|
0
|
3
|
Alak
|
0
|
0
|
0
|
4
|
Oebobo
|
5
|
5
|
1
|
5
|
Bakunase
|
0
|
0
|
0
|
6
|
Sikumana
|
0
|
4
|
0
|
7
|
Naioni
|
0
|
0
|
0
|
8
|
Oesapa
|
0
|
0
|
0
|
9
|
Oepoi
|
0
|
0
|
0
|
10
|
Penfui
|
0
|
1
|
0
|
Jumlah
|
5
|
10
|
1
|
Sumber:Data
Sekunder Dinas Kesehatan Kota Kupang.
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi penderita terbanyak kasus hepatitis
adalah wilayah kerja puskesmas Oebobo, dimana pada tahun 2009 dan 2010 jumlah
penderita sebanyak 5 orang dan berkurang pada tahun 2011 menjadi 1 orang, diikuti
oleh wilayah kerja puskesmas sikumana pada tahun 2010 jumlah penderita 4 orang
dan wilayah kerja puskesmas penfui jumlah penderita 1 orang. Dengan jumlah
terbesar penderita hepatitis yaitu pada tahun 2010 sebanyak (10 kasus) yang
tersebar di beberapa wilayah kerja puskesmas, diikuti tahun 2009 (5 kasus) dan
2011 (1 kasus).
·
Waktu
Berikut adalah tabel
persebaran penyakit hepatitis di beberapa wilayah kota kupang berdasarkan data
Dinas kesehatan Kota Kupang selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009 – 2011.
NO
|
BULAN
|
TAHUN
Banyak nya Penderita
|
||
|
|
|
||
2009
|
2010
|
2011
|
||
1
|
JANUARI
|
0
|
4
|
0
|
2
|
FEBRUARI
|
0
|
0
|
1
|
3
|
MARET
|
0
|
0
|
0
|
4
|
APRIL
|
0
|
0
|
0
|
5
|
MEI
|
0
|
0
|
0
|
6
|
JUNI
|
0
|
0
|
0
|
7
|
JULI
|
0
|
1
|
0
|
8
|
AGUSTUS
|
0
|
2
|
0
|
9
|
SEPTEMBER
|
0
|
1
|
0
|
10
|
OKTOBER
|
0
|
1
|
0
|
11
|
NOVEMBER
|
5
|
1
|
0
|
12
|
DESEMBER
|
0
|
0
|
0
|
JUMLAH
|
5
orang
|
10
orang
|
1
orang
|
Sumber:Data Sekunder DINKES Kota Kupang
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa kasus
hepatitis terbanyak pada bulan november 2009 (5 kasus), tahun 2010 sebanyak 10
kasus yaitu bulan januari 4 kasus, juli 1 kasus, agustus 2 kasus, september 1
kasus, oktober 1 kasus,dan november 1 kasus. Sedangkan pada tahun 2011 pada
bulan februari hanya 1 kasus hepatitis.
Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa
kasus hepatitis paling banyak terjadi pada bulan november (6 kasus), dan
diikuti bulan januari (4 kasus). Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa
pada tahun 2010 penderita hepatitis meningkat drastis menjadi 10 orang yang tersebar pada bulan juli sampai november dan
turun pada tahun 2011 menjadi 1 orang pada
bulan februari.
Epidemiologi penyakit
Hepatitis Di Puskesmas Oebobo Kupang (Data tahun 2009 sampai 2011)
·
Orang
Berdasarkan
data dari Puskesmas Oebobo, ternyata hanya ditemukan penderita penyakit
hepatitis A dengan banyaknya kasus selama tiga (3) tahun terakhir yaitu pada
tahun 2009 sebanyak 5 penderita, tahun 2010 sebanyak 5 penderita,dan tahun 2011
sebanyak 1 penderita.
Berikut
adalah data kasus selama 3 tahun terakhir dilihat dari tingkatan jenis umur
penderita hepatitis , yaitu :
NO
|
GOLONGAN
UMUR
|
TAHUN
Jumlah
Penderita Hepatitis A
|
|||||
2009
|
2010
|
2011
|
|||||
L
|
P
|
L
|
P
|
L
|
P
|
||
1
|
0-7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
8-28
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
<1 thn
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
1-4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
5-9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
10-14
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
15-19
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8
|
20-44
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
0
|
9
|
45-54
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
10
|
55-59
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
11
|
60-69
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
12
|
70+
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
JUMLAH
|
3
|
2
|
3
|
2
|
1
|
0
|
Sumber:Data
Sekunder Puskesmas OeboboKota Kupang
Berdasarkan
tabel diatas pada tahun
2009 jumlah kasus hepatitis di Puskesmas
Oebobo sebanyak 5 kasus yaitu laki-laki 3 orang dan perempuan 2 orang, dan
paling banyak pada usia 20-44 tahun. Begitu pula pada tahun 2010 terdapat 5
kasus hepatitis dengan penderita laki-laki sebanyak 3 orang dan perempuan 2
orang, dan paling banyak pada usia 20-44 tahun. Sedangkan pada tahun 2011
jumlah kasus hepatitis menurun menjadi 1 kasus dan terjadi pada umur 20-44
tahun.
Data di
atas juga menunjukan bahwa penderita hepatitis terbanyak dialami oleh laki-laki
sebanyak 7 orang dibandingkan dengan wanita yang hanya 4 orang. Hal ini
dipengaruhi oleh pola hidup seseorang yang hanya ingin serba cepat tanpa
memikirkan kesehatan. Pria dengan gaya hidup sering merokok, pekerjaan yang
berat, dan kebiasaan minum minuman beralkohol sehingga dapat memicu tingginya
angka penderita hepatitis dari tahun ketahun.
·
Tempat
Persebaran
penyakit hepatitis dibeberapa kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas Oebobo
sangat dipengaruhi oleh keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik serta pola hidup masyarakatnya. Berikut akan di tampilkan tabel
persebaran penyakit hepatitis di beberapa wilayah kerja puskesmas Oebobo tahun
2009-2011 :
NO
|
NAMA
KELURAHAN
|
TAHUN
Jumlah Penyakit Hepatitis
|
||
2009
|
2010
|
2011
|
||
1
|
OEBA
|
0
|
1
|
0
|
2
|
OEBUFU
|
2
|
1
|
0
|
3
|
NAIKOTEN
1
|
1
|
0
|
0
|
4
|
NAIKEOTEN
2
|
0
|
0
|
|
5
|
FATULULI
|
0
|
1
|
1
|
6
|
LILIBA
|
2
|
2
|
|
Jumlah
|
5
|
5
|
1
|
Sumber:Data
Sekunder Puskesmas Oebobo.
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi penderita terbanyak kasus hepatitis
adalah di Kelurahan Liliba, dimana pada tahun 2009 terjadi 2 kasus dan di tahun
2010 juga terjadi 2 kasus.
·
Waktu
NO
|
BULAN
|
TAHUN
Banyak nya Penderita
|
||
|
|
|
||
2009
|
2010
|
2011
|
||
1
|
JANUARI
|
0
|
2
|
0
|
2
|
FEBRUARI
|
0
|
0
|
1
|
3
|
MARET
|
0
|
0
|
|
4
|
APRIL
|
0
|
0
|
0
|
5
|
MEI
|
0
|
0
|
|
6
|
JUNI
|
0
|
0
|
0
|
7
|
JULI
|
0
|
0
|
|
8
|
AGUSTUS
|
0
|
2
|
0
|
9
|
SEPTEMBER
|
0
|
0
|
|
10
|
OKTOBER
|
0
|
0
|
0
|
11
|
NOVEMBER
|
5
|
1
|
0
|
12
|
DESEMBER
|
0
|
0
|
0
|
JUMLAH
|
5
orang
|
5
orang
|
1
orang
|
Sumber:Data Sekunder Puskesmas Oebobo Kota Kupang
Dari
tabel diatas juga dapat dilihat pada tahun 2009 penderita hepatitis terjadi
pada bulan November sebanyak 5 kasus, dan pada tahun 2010 penderita hepatitis
masih tetap stabil yaitu sebanyak 5 kasus yang tersebar dalam bulan Januari (2
kasus), agustus (2 kasus), dan bulan november sebanyak (1 kasus), dan turun
pada tahun 2011 menjadi 1 kasus pada bulan februari.
2.5 Surveilens Penyakit Hepatitis
Surveilans
adalah kegiatan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data yang dilakukan
secara sistematis dan terus-menerus untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program kesehatan.
Surveilans
penyakit hepatitis adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus-menerus
terhadap penyakit hepatitis serta kondisi yang memperbesar resiko terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui prosses pengumpulan data, pengolahan,
penyebaran informasi kepada penyelenggara program kesehatan.
Langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan surveilans yaitu pengumpulan data, pengolahan dan
penyajian data, analisis dan interpretasi data, pembuatan
laporan,rekomendasi,dan tindak lanjut, serta tindakan pencegahan dan
penanggulangan.
Kegiatan Surveilans Penyakit
Hepatitis Di Puskesmas Oebobo
A.
Pengumpulan Data
Langkah
awal pengumpulan data dimulai pada saat pasien datang ke Puskesmas Pembantu
(PUSTU) dan Puskesmas Induk. Petugas PUSTU maupun Puskesmas Induk akan mendata
identitas pasien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, dan gejala-gejala
penyakit dalam buku registrasi yang tersedia diloket pendaftaran. Setelah itu data akan dimasukan kedalam buku
induk berdasarkan jenis penyakitnya.
Pada
akhir bulan setiap tanggal 30 data dari PUSTU akan dilaporkan ke puskesmas.
Apabila data dari pustu tidak valid maka data akan dikembalikan ke PUSTU
seminggu sebelum diolah.
B.
Pengolahan dan
Penyajian Data
Apabila
data penyakit hepatitis yang ada (dari PUSTU dan Puskesmas) telah valid, maka
data akan dihitung secara manual dan
disajikan dalam bentuk tabel yang disusun menurut tingkat penyakit terbesar dan
akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan tanggal 3 setiap bulannya. Data setiap bulan
itu akan direkapitulasi setiap akhir tahun sebagai arsip puskesmas menggunakan
komputerisasi dengan perhitungan statistik.
Data
yang dilaporkan puskesmas ke Dinkes adalah data mentah yang kemudian akan diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel oleh Dinkes, yang dipisahkan berdasarkan wilayah kerja setiap
puskesmas.
C.
Analisis dan Interpretasi
Data
Setelah Dinkes
mengolah data dari puskesmas dengan menggunakan sistim komputeralisasi,dinkes
akan menganalisis kasus penyakit hepatitis yang terjadi diwilayah kerja setiap
puskesmas dan dilihat kasus hepatitis terbesar terdapat dipuskesmas mana.kemudian
hasil analisis data dibuat dalam bentuk diagram batang dan tabel,yang pada
akhirnya akan menjadi sumber informasi kesehatan
D.
Pembuatan Laporan dan
Rekomendasi
Laporan
yang di terima Dinkes kota kupang dari setiap puskesmas,akan diolah dalam rekapitulasi
data bulanan dengan menggunakan perhitungan statistik kesehatan dan dibuat
laporan penyakit hepatitis. Setelah itu Dinkes akan merekomendasikan tindakan
yang harus dilakukan oleh puskesmas untuk mencegah peningkatan kasus Hepatitis.
E.
Tindakan Pencegahan.
Berdasarkan
rekomendasi dari Dinkes dan juga program dari puskesmas itu sendiri, maka
tindakan pencegahan yang dilakukan puskesmas oebobo antara lain penyuluhan
kesehatan dan pelatihan kader hepatitis yang diadakan dua kali dalam satu tahun
yaitu pada bulan april dan november. Dari tindakan pencegahan itu, akan dilihat
kembali pada akhir tahun apakah kasus hepatitis itu mengalami penurunan kasus
ataukah tetap meningkat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut data Dinas Kesehatan
Kota Kupang :
·
Kasus hepatitis selama tiga
(3) tahun terakhir di Kota Kupang yaitu pada tahun 2009 jumlah kasus hepatitis
di Kota Kupang sebanyak 5 kasus yaitu laki-laki 3 orang dan perempuan 2 orang,
dan paling banyak pada usia 20-44 tahun. Begitu pula pada tahun 2010 terdapat
10 kasus hepatitis A yaitu laki-laki 6 orang dan perempuan 4 orang, dan paling
banyak pada usia 20-44 tahun. Sedangkan pada tahun 2011,angka penderita
hepatitis menurun drastis menjadi 1 orang pada
golongan usia 20-44 tahun.
·
Distribusi penderita
terbanyak kasus hepatitis adalah wilayah kerja puskesmas Oebobo, dimana pada
tahun 2009 dan 2010 jumlah penderita sebanyak 5 orang dan berkurang pada tahun
2011 menjadi 1 orang, diikuti oleh wilayah kerja puskesmas sikumana pada tahun
2010 jumlah penderita 4 orang dan wilayah kerja puskesmas penfui jumlah
penderita 1 orang.
·
Kasus hepatitis terbanyak
pada bulan november 2009 (5 kasus), tahun 2010 sebanyak 10 kasus yaitu bulan
januari 4 kasus, juli 1 kasus, agustus 2 kasus, september 1 kasus, oktober 1
kasus,dan november 1 kasus. Sedangkan pada tahun 2011 pada bulan februari hanya
1 kasus hepatitis.
Menurut
data dari Puskesmas Oebobo Kota Kupang :
·
Pada tahun 2009 jumlah kasus
hepatitis di Puskesmas Oebobo sebanyak 5
kasus yaitu laki-laki 3 orang dan perempuan 2 orang, dan paling banyak pada
usia 20-44 tahun. Begitu pula pada tahun 2010 terdapat 5 kasus hepatitis dengan
penderita laki-laki sebanyak 3 orang dan perempuan 2 orang, dan paling banyak
pada usia 20-44 tahun. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah kasus hepatitis menurun
menjadi 1 kasus dan terjadi pada umur 20-44 tahun.
·
Persebaran penyakit hepatitis
dibeberapa kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas Oebobo, distribusi penderita
terbanyak kasus hepatitis adalah di Kelurahan Liliba, dimana pada tahun 2009
terjadi 2 kasus dan di tahun 2010 juga terjadi 2 kasus.
· Pada tahun
2009 penderita hepatitis terjadi pada bulan November sebanyak 5 kasus, dan pada
tahun 2010 penderita hepatitis masih tetap stabil yaitu sebanyak 5 kasus yang
tersebar dalam bulan Januari (2 kasus), agustus (2 kasus), dan bulan november
sebanyak (1 kasus), dan turun pada tahun 2011 menjadi 1 kasus pada bulan februari.
3.2
Saran
A. Bagi
Dinas Kesehatan Kota Kupang
·
Agar melakukan pencatatan dan
pengolahan data secara rutin mengenai penyakit hepatitis yang berada di wilayah
kerja setiap puskesmas,agar dapat mengetahui distribusi penyakit berdasarkan
orang,tempat,dan waktu.
·
Perlumelakukan tindakan
pencegahan secara rutin melalui program-progaram penyuluhan hepatitis yang ada
·
Melaksanakan pelatihan kader
hepatitis secara Rutin.
B. Bagi
Puskesmas Oebobo
·
Melakukan perhitungan data
penyakit hepatitis,tidak hanya data mentahnya saja tetapi dapat dilakukan
pengolahan lebih lanjut agar menjadi sumber informasi kesehatan.
·
Mengaktifkan kader Hepatitis
yang ada agar penyebaran informasi tentang bahaya hepatitis dapat diketahui
masyrakat
·
Memanfaatkan papan informasi
kesehatan yang ada agar data mengenai penyakit hepatitis bukan saja di ketahui
oleh pihak puskesmas tetapi diketahui oleh masyrakat luas.
·
Memantau perkembanagn
penderita Hepatitis agar penyakit yang di derita tidak di tularkan kepada orang
lain sehingga angka penderita hepatitis dapat menurun.
DAFTAR PUSTAKA
·
Noor,Nur Nasry.1997.Pengantar
epidemiologi penyakit menular.Jakarta: Rineka Cipta.
·
Weraman,Pius.2010. Dasar surveilens kesehatan masyrkt.Jakarta:Gramata
Publishing
·
Data Sekunder tahun
2009-2011,dari Dinas kesehatan Kota Kupang,dan Puskesmas Oebobo
mksi bro...:)
BalasHapus