Nomensen Banunaek1
E-mail:
syahrir_syahril@yahoo.com
Nadraeni P. Yakub 2
E-mail
: nadraenipratamiyakub@gmail.com
ABSTRACT
The child's
health condition is the condition of a normal, healthy or physical, mental and
social child, as well as a sick or abnormal condition. The purpose of this
study was to find out the relationship between the nutritional status of
children with children's health conditions in Posyandu Anggrek Pustu Alak,
Kupang City. In this study the type of corelational research with observational
design with the design used was Cross Sectional. The total population is 110
people. The sample in this study were all children in Anggrek Pustu Alak
Posyandu, Kupang City, amounting to 110 people. From the results of statistical
tests using the Spearman Rank test with a significant value of α = 0.01
(Corelations is significant at 0.01 level (2-tailed) and starting point of ρ
<α (0,000 <0.01), with a correlation coefficient of 92.20 %, this means
that H0 is rejected and H1 is accepted Based on the results of this study, the
researcher concludes that there is a relationship between the nutritional
status of children and the health condition of children in Posyandu Anggrek
Pustu Alak, Kupang City.
Key Word : Nutrition status, health condition
PENDAHULUAN
Masalah
gizi buruk dan
gizi kurang adalah
masalah utama yang
mempengaruhi kondisi kesehatan
anak. Menurut UNICEF
(1999), masalah-masalah yang
menyebabkan seorang anak mengalami gizi
kurang terdiri dari
dua penyebab yaitu
: penyebab langsung
(kecukupan pangan dan
keadaan kesehatan), penyebab
tidak langsung (ketahanan
pangan keluarga atau
persediaan makanan di
rumah, perawatan anak
dan ibu atau
pola asuh anak,
pemanfaatan pelayanan kesehatan
dan sanitasi lingkungan) ( Atikah &
Siti, 2009). Adapun
akar masalah yang
menyebabkan gizi kurang
adalah krisis ekonomi
langsung dan pokok
masalahnya yaitu kemiskinan,
kurang pendidikan, kurang
ketrampilan (Supariasa, 2010).
Menurut
WHO 2012, diperkirakan
165 juta anak
usia di bawah
5 tahun di seluruh
dunia yang mengalami
stunting (pendek), sementara
diperkirakan terdapat 101 juta
anak di bawah
usia 5 tahun
di seluruh dunia mengalami masalah
berat badan kurang
(Indonesian-publich ). Studi
mengenai status gizi anak untuk wilayah Indonesia menunjukkan, secara
umum program gizi
yang dilakukan pada
bayi dan anak-anak selama
ini masih perlu
ditingkatkan. Indonesia menghadapi beban ganda
kekurangan gizi dan
kelebihan gizi. .
Pada tahun 2012
ditemukan 6,9% anak
mengalami gizi buruk, 6,9%
gizi kurang. Tetapi
pada tahun 2013
terjadi peningkatan yaitu 13,9%
gizi kurang sedangkan
5,7% gizi buruk
(Riset Kesehatan Dasar, 2013). Prevalensi status
gizi anak di
NTT menurut BB/TB
adalah normal 74,8%,
kurus 6,4%, sangat
kurus 6,8% (Riset
Kesehatan Dasar, 2010).
Data yang ditemukan
saat studi pendahuluan
di Posyandu Anggrek,
Puskesmas pembantu Alak,
Kota Kupang adalah
sebagai berikut :
pada Posyandu Anggrek
jumlah anak secara
keseluruhan adalah 110
anak. Dari 110
anak yang mempunyai
status gizi baik
adalah 84 anak,
terdiri dari 41
anak laki-laki dan
43 anak perempuan
dan pada status
gizi kurang adalah
26 anak, terdiri
dari 14 anak
laki-laki dan 12
anak perempun. Penilaian
status gizi yang
dilakukan untuk mengetahui
status gizi anak di
Posyandu Anggrek, Puskesmas
pembantu Alak, Kota
Kupang yaitu berdasarkan
KMS (Kartu Menuju
Sehat) yang dimiliki
oleh setiap anak.
Menurut
hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat
& Fuadah (2011)
tentang hubungan sanitasi
lingkungan, morbiditas dan
status gizi balita
di Indonesia ditemukan
bahwa akibat dari
kurangnya asupan zat
gizi memudahkan timbulnya
penyakit infeksi, seperti
pnyakit ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut).
Terdapat 20,8% anak
dengan status gizi
kurang mengalami penyakit
ISPA.
Berdasarkan wawancara
dengan Bidan yang
bertugas di Puskesmas
Pembantu Alak, Kota
Kupang pada Posyandu
Anggrek ternyata belum
ada data status
gizi dihubungkan dengan
jenis penyakit, sedangkan
salah satu kasus
setiap kali kunjungan
posyandu adalah penyakit ISPA.
Berdasarkan data di
atas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti
tentang “Hubungan Status
Gizi Anak Dengan
Kondisi Kesehatan Anak”.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Pada Penelitian ini
rancangan Observasional analitik, dengan
pendekatan Cross
Sectional
Populasi dan Sampel
Populasi dan
sampel dalam penelitian ini
adalah jumlah anak dengan
status gizi kurang,
gizi baik yang
datang ke Posyandu
Anggrek Pustu Alak,
Kota Kupang berjumlah
110 anak.
Prosedur Pengumpulan dan Analisis
Data
Teknik
dan prosedur pengumpulan data yang pertama dengan membuat proposal penelitian
selanjutnya proposal tersebut dimasukan Dinas
Kesehatan Kota Kupang,
Puskesmas Alak, Kota
Kupang untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah
proposal di terima maka selanjutnya memberikan lembar kesediaan mejadi reponden
yang di dalamnya telah di jelaskan tujuan dari penelitian kepada responden.
Setelah lembar kesediaan mejadi responden di tanda tangani oleh responden maka
tahap selanjutnya melakukan pengumpulan data di mana Instrumen pengumpulan
data untuk mengukur
status gizi anak
adalah Metode Antropometri
dengan menggunakan piranti
timbangan berat badan
dan pengukur tinggi
badan. Sedangkan teknik
pengumpulan data untuk
kondisi kesehatan anak
adalah observasi KMS.
Analisis
data menggunakan uji Spearman rank Test
pada program SSPS 17.0 for window
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik |
f |
% |
Jenis Kelamin |
|
|
-
Laki-laki |
55 |
50 |
-
Perempuan |
55 |
50 |
Umur |
|
|
-
1-2 |
58 |
52,7 |
-
2-4 |
34 |
30,9 |
-
4-5 |
18 |
16,4 |
Analisa Univariat
Status Gizi
f |
% |
|
Baik |
84 |
76,37 |
Kurang |
26 |
23,63 |
Total |
110 |
100 |
Kondisi
Kesehatan
Kondisi Kesehatan |
f |
% |
Sehat |
63 |
57,27 |
Sakit |
47 |
42,73 |
Total |
110 |
100 |
Analisa Bivariat
Berdasarkan
Uji statistik Spearman rho diperoleh hasil p=0,000 dengan α=0,01 dimana p<α
(0,000<0,01). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti ada hubungan antara status gizi
anak dengan kondisi
kesehatan anak di
posyandu Anggrek Pustu Alak,
Kota Kupang. Dengan koefisien korelasinya 92,20%. Hal ini
menunjukan bahwa adanya hubungan yang sangat kuat antara
status gizi anak
dengan kondisi kesehatan
anak.
PEMBAHASAN
Status gizi
adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan
zat-zat gizi. Gizi dibedakan
antara status gizi
buruk, gizi kurang,
gizi baik dan
gizi lebih (Almatsier,
2010). Setelah melakukan
analisa data dan
melihat hasil yang
telah diperoleh maka
disini akan dibahas
status gizi anak di posyandu
Anggrek Pustu Alak,
Kota Kupang. Berdasarkan
penelitian menunjukan bahwa
dari 110 responden
84 anak (76%)
mempunyai status gizi
baik sedangkan 26
anak (24%) mempunyai
status gizi kurang.
Status gizi
dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu
faktor konsumsi pangan,
penyakit infeksi, pola
asuh gizi dan
pelayanan kesehatan (Soekirman,
2000). Dalam penelitian
ini ada beberapa
orang tua dari
responden mengatakan bahwa
tidak rutin dalam
mengantarkan anak ke
posyandu setiap bulan
karna walaupun anak
dengan status gizi
kurang tidak ada
makanan tambahan dari
tenaga kesehatan, dalam
penelitian ini ditemukan
juga ada orang
tua dari responden
yang kurang pengetahuan
dalam hal memberikan
makanan yang bergizi
kepada anak dan
ada yang mengatakan
ingin memberikan makanan
yang bergizi tapi
penghasilan tiap bulannya
tidak mencukupi untuk
kebutuhan keluarga. Penelitian
ini sejalan dengan
penelitannya Hidayat (2011)
bahwa ada faktor
- faktor, seperti
akses keluarga terhadap
makanan, status ibu,
praktik pengasuhan, penyakit,
serta akses terhadap
air yang aman,
sanitasi dan pelayanan
kesehatan dasar mempengaruhi
gizi anak.
Kondisi kesehatan
adalah keadaan anak
yang normal, sehat atau
baik fisik, mental
dan sosial, serta
keadaan sakit atau
tidak normal. Dalam penelitian
ini ukuran untuk
menentukan kondisi kesehatan
anak adalah dilihat
dari sakit dan
sehat anak. Sehat pada anak
adalah suatu keadaan
atau kondisi seluruh
badan serta bagian – bagiannya terbebas dari
sakit. Sedangkan Sakit pada
anak adalah suatu
keadaan dimana anak
tidak lagi berada
dalam kondisi sehat
yang normal.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa kondisi kesehatan
anak (sehat-sakit) di
posyandu Anggrek pustu
Alak, Kota Kupang. yaitu
dari 110 responden
63 anak (57%)
termasuk dalam kondisi
yang sehat sedangkan 47
anak (43%) dalam
kondisi sakit.
Menurut Hidayat
(2008) kondisi kesehatan
anak dipengaruhi oleh
faktor kesehatan, keluarga
dan kebudayaan, faktor
kesehatan meliputi kesehatan
anak itu sendiri,
status gizi, dan
kondisi sanitasi dan
faktor keluarga meliputi
peran dan fungsi
keluarga terhadap anaknya,
seperti membesarkan anak,
memberikan dan menyediakan
makanan, melindungi kesehatan,
memberikan perlindungan secara
psikologis. Dalam penelitian ini
ditemukan anak yang
sakit sebanyak 47
orang (43%) ada
yang sakit karena
status gizi tidak
baik dan adapun yang
sakit karena faktor
perubahan iklim selain
itu ada beberapa
orangtua anak bekerja
di pop malam
sehingga tidak dapat melakukan
fungsi keluarga dengan
baik. Faktor-faktor tersebut
dapat menyebabkan gangguan pada
perkembangan kesehatan anak.
Dari
hasil penelitian, peneliti mendapat 110 responden dan terdapat 76%
(84 responden) dengan
status gizi baik dan 24%
(26 responden) dengan
status gizi kurang
sedangkan dari 110
responden terdapat 57%
(63 responden) dalam
kondisi sehat sedangkan
43% (47 responden)
dalam kondisi sakit
di posyandu Anggrek
pustu Alak, Kota
Kupang.
Berdasarkan
hasil uji statistik diperoleh ρ=0,000
dengan nilai α = 0.01 (Corelations
is significant at
the 0,01 level
(2-tailed) dan bertitik tolak dari ρ<α (0,000<0,01), dengan koefisien
korelasinya 92,20%. ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, dan sesuai dengan
hipotesis yang telah diangkat sebelumnya bahwa ada hubungan antara status gizi
anak dengan kondisi
kesehatan anak di
posyandu Anggrek, pustu
Alak, Kota Kupang. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan antara status
gizi anak dengan
kondisi kesehatan anak
di posyandu Anggrek,
pustu Alak, Kota
Kupang.
Hasil penelitian
ini sejalan dengan
penelitian Siti (2010) yang
menunjukan bahwa ada
hubungan antara status
gizi dengan perkembangan
anak, hasil uji
statistik menunjukan koefisien
korelasi sebesar 0,225 dengan
signifikansi 0,039 (p<0,005).
Hal ini sesuai
dengan tinjauan teori
bahwa status gizi
merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan
anak. Apabila kebutuhan
nutrisi kurang terpenuhi
maka dapat mempengaruhi
kesehatan anak (Hidayat,
2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
a) Dari 110
responden sebagian besar
responden memiliki status
gizi baik yaitu
sebanyak 84 0rang
(76%), sedangkan sebagian
kecil responden memiliki status gizi
kurang yaitu sebanyak
26 orang (24%).
b) Dari 110
responden sebagian besar
responden sehat yaitu
sebanyak 63 orang
(57%), sedangkan sebagian
kecil responden sakit
yaitu sebanyak 47
orang (43%).
c) Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan
antara status gizi
anak dengan kondisi
kesehatan anak di
posyandu Anggrek Pustu
Alak Kota Kupang
(p=0,000<0,01)
Saran
a) Diharapkan
tenaga kesehatan dapat
meningkatkan pelayanan khususnya
pemantauan status gizi
anak dan kondisi
kesehatan anak (Rutin
mengadakan posyandu setiap bulan, memberikan vitamin A)
b) Dengan
adanya penelitian ini
diharapkan orang tua
responden memperhatikan pemenuhan
status gizi anak
dan kondisi kesehatan
anak dengan memberikan
menu variatf dan
terjangkau menurut kebutuhan
gizi yaitu kebutuhan
karbohidrat (beras,kentang, ubi
jalar). Kebutuhan lemak (mentega,
kelapa, keju). Kebutuhan
Protein (tahu, tempe,
kacang, telur, daging,
ikan, udang, kerang).
Kebutuhan vitamin, mineral
dan air (sayuran
dan buah-buahan)
DAFTAR
PUSTAKA Ahmad
(2008) Kamus Saku Bahasa
Indonesia. Gitamedia Press Almatsier, (2011). Gizi Seimbang
Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Arisman,
(2009).Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Ed 2 EGC : Jakarta Atikah,
Erna, (2011).Ilmu Gizi Untuk Keperawatan Dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Muha Medika Atikah,
Siti. (2009). Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Muha Medika Delovhe,
K. (2007). Sehat – Sakit http//Ahlikesehatan.com/. Dewa, dkk
(2002) Penilaian
Status Gizi. Jakarta ; EGC Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (2009) Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak
Gizi Buruk. Jakarta : Depertemen Kesehatan Gladis, (2010). Hubungan Status
Gizi Dan Perkembangan Anak
Usia 1- 2 http://Jurnal
Kesehatan.net/?. Heri.D. (2010)
Pengukuran kesehatan Anak. http//www.anneahira.Com/Kartu-Menuju-Sehat-Balita.htm.
Hidayat & Fuada. (2011). Hubungan Sanitasi
Lingkungan, Morbiditas Dan
Status Gizi Balita
Di Indonesia. http://www library ac.id./keperawatanpdf.
Hidayat A.A, (2007)
Metode Penelitian Kebidanan
Dan Teknik analisis
Data. Jakarta : Salemba
Medika Hidayat
Alimul Aziz. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan anak. Jakarta: Salemba Medika Kelana.
(2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media Notoadmojo, Soekidjo. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta. Nursalam
(2011).Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 2,
Jakarta : Salemba Medika Riskesdas. (2013). Status Gizi Balita. http://www. indonesia. Com -status
gizi balita. Setiadi, (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu : Yogyakarta Siti Z, (2010) Hubungan
Status Gizi Dengan
Perkembangan Anak Usia
2-3 Tahun Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Gambirsari, Kota Surakarta.
http:// www.com/Search? Client =ms-rim & hl=id & q
Eprints.Uns.ac.id/2010. Soekirman, (2000) Ilmu
Gizi Dan Aplikasinya. Jakarta
: Depertemen Pendidikan
Nasional WHO (2012) Status Gizi anak http://www
Indonesian publich Calt. Com-Pemantauan status gizi. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar