MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
PENDAHULUAN
Saat ini Anda akan mempelajari Bab 5 yang merupakan bab yang berisi petunjuk kegiatan praktik terkait manajemen Keperawatan. Praktik Manajemen keperawatan dan asuhan keperawatan dalam bab ini akan memberikan pengalaman kepada Anda bagaimana mengelola pasien dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dan proses keperawatan di dalamnya. Pengalaman belajar praktek akan memberikan gambaran kepada Anda pada tatanan laboratorium keperawatan cara mengelola pasien dalam konteks manajemen keperawatan. Pada Bab praktek ini akan dimulai dengan praktek manajemen asuhan keperawatan dengan menggunakan tahapan proses keperawatan.
Proses keperawatan adalah suatu metode atau pendekatan penyelesaian masalah yang sistematik terdiri dari lima tahap secara berurutan dan berkesinambungan yaitu: pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep manajemen di dalamnya. Seorang perawat dalam mengelola pasien senantiasa menggunakan langkah- langkah proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah klien. Asuhan keperawatan dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan klien secara optimal melalui tindakan keperawatan yang bermutu.
Di dalam bab praktikum ini, Anda akan dihadapkan pada kasus yang menggambarkan kondisi nyata di lapangan. Kasus dibuat dalam rangka mempermudah Anda untuk memahami asuhan keperawatan sebagai pengejawantahan dari proses keperawatan. Keberhasilan kita dalam memecahkan masalah atau problem klien yang merupakan kekuatan tersendiri bagi perawat. Studi kasus dibuat berdasarkan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang dihadapi klien.
Bab praktikum ini disusun untuk mendorong/memotivasi mahasiswa melakukan kegiatan pelayanan/asuhan keperawatan yang berfokus pada pemecahan masalah klien berdasarkan kasus yang disajikan. Bila pengkajian dilakukan dengan tepat dan benar maka kita dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan kondisi klien. Jika diagnosa keperawatan dirumuskan dengan tepat sesuai kondisi pasien, maka kita dapat menyusun rencana yang tepat dan melaksanakan rencana tersebut dengan baik yang pada akhirnya kita dapat melakukan evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang kita tetapkan.
Dalam praktek keperawatan profesional, pelaksanaan asuhan dilakukan berdasarkan proses keperawatan dan Standar Praktik (ANA, 1973 dalam Nursalam 2001). Di Indonesia pelaksanaan standar praktik keperawatan telah diatur dalam peraturan perundang- undangan yaitu Undang undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 dan Undang undang No 38 tahun 2014 tentang keperawatan. Standar praktik keperawatan profesional di Indonesia dibuat berdasar tahapan proses keperawatan yaitu standar 1) pengkajian, 2) diagnosis keperawatan, 3) perencanaan, 4) implementasi dan 5) Evaluasi. Standar praktek di tetapkan dengan tujuan untuk menjamin bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien adalah aman dan telah memenuhi standar pelayanan.
Banyak dampak yang dapat diperoleh jika pelayanan dilakukan sesuai standar, antara lain meningkatkan kepuasan pasien, meningkatkan kepuasan kerja perawat, meningkatnya hubungan perawat-klien yang memungkinkan pengembangan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah klien.
Bab ini dibagi menjadi lima topik praktik meliputi
Kegiatan praktik 1 (Topik 1) : Latihan Praktik pengkajian keperawatan
Kegiatan praktki 2 (Topik 2) : Latihan Praktik merumuskan diagnosa kepearwatan Kegiatan praktik 3 (Topik3) : Latihan Praktik membuat rencana keperawatan Kegiatan praktik 4 (Topik4)
:Latihan Praktik tindakan keperawatan
Kegiatan praktik 5 (Topik 5) : Latihan Praktik evaluasi keperawatan
Adapun hal-hal yang harus Anda persiapkan sebelum melakukan praktek adalah:
1. Pahami tujuan pembelajaran sebagai target yang akan dicapai
2. Pelajari kasus yang tersedia dan pastikan bahwa Anda telah memahami
3. Lakukan latihan-latihan yang dianjurkan
4. Praktekkan/demonstrasikan sesuai langkah
5. Catat kesulitan yang Anda alami dan diskusikan dengan teman atau tutor.
Saya mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan praktek dalam bab ini dengan baik.
“SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES BUAT ANDA”
Topik 1
Latihan Praktik Melakukan Pengkajian
Sebelum melakukan praktik manajemen asuhan keperawatan pada tahap pengkajian, pastikan bahwa Anda sudah memahami konsep teori dan kasus yang disiapkan.Tujuan dari Topik 1 dalam bab ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada kasus kelolaan dengan tepat.
Secara khusus setelah menyelesaikan bab ini Anda diharapkan dapat
1) Melakukan pengumpulan data melalui pemetaan dalam studi kasus data obyektif dan data subyektif
2) Melakukan validasi data yang sudah ditemukan dari paparan studi kasus
3) Mengidentifikasi pola respon manusia terhadap masalah medis atau validasi data
URAIAN MATERI (LANDASAN TEORI)
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan yang merupakan kegiatan sistimatis dalam pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Ada tiga komponen dalam tahap pengkajian yaitu: 1) pengumpulan data, 2) validasi data, 3) Identifikasi pola.
Pengumpulan data adalah kegiatan mempumpulkan informasi yang sistimatik tentang klien termasuk kekuatan dan kelemahan klien. Data dikumpulkan dari klien, keluarga, orang terdekat, masyarakat, grafik, dan rekam medik. Klien adalah sumber informasi utama untuk mendapatkan data primer. Sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal dari orang lain selain klien atau dari data yang sudah tersedia. Sumber sekunder meliputi catatan kesehatan klien, laporan dari laboratorium dan test diagnostik, keluarga, orang terdekat, masyarakat dan anggota tim kesehatan. Untuk mendapatkan data yang akurat maka diperlukan metode yang tepat dalam pengumpulan data.
Metode pengumpulan data yang utama adalah observasi, wawancara, konsultasi, dan pemeriksaan. Data yang terkumpul membentuk data dasar klien. Data dikategorikan menjadi
2 yaitu data subyektif dan obyektif. Data subyektif berhubungan dengan persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan. Klien mengungkapkan persepsi dan perasaan subyektif seperti harga diri dan nyeri.
Data subyektif adalah informasi yang diperoleh melalui wawancara yang diberikan klien kepada perawat selama proses pengkajian keperawatan. Data subyektif bisa disebut sebagai gejala atau fenomena yang dialami oleh klien atau dirasakan oleh klien, berupa keluhan atau mungkin sebagai suatu permulaan tentang apa yang dirasakan klien, seperti ungkapan “Saya sedang sakit kepala”, “saya merasa sesak nafas”, “perut saya terasa panas”, “kaki saya terasa lemah”.
Data obyektif adalah data yang diperoleh berdasarkan fenomena yang dapat diamati dan dipertunjukkan secara faktual. Data obyektif adalah data yang dapat diamati dan diukur. Data obyektif merupakan informasi yang dikumpulkan perawatsecara langsung melalui
indera perawat baik indera mata, telinga, penciuman dan perabaan. Dengan demikian data obyektif adalah informasi yang diperoleh perawat dengan cara 1) melihat (observasi) atau inspeksi, 2) merasakan (palpasi), 3) mendengar ( auskultasi) 4) perkusi.
Berikut ini contoh data obyektif:
Observasi /inspeksi : Hidung mengembang (pernafasan cuping hidung), wajah meringis, pernafasan 30 x per menit, retraksi intercoste, pucat, Haemoglobin Hb 7,8 g/dl dsb.
Palpasi : Kandung kemih teraba nyeri tekan di abdomen kuadran kanan bawah
Auskultasi : Suara paru terdapat whizing, ronchi
Perkusi : Pekak di abdomen kuadran kanan bawah
Sebelum data di analisis dan digunakan untuk memberikan treatment kepada klien, data harus divalidasi lebih dahulu. Validasi data adalah pembuatan keputusan melalui kegiatan membandingkan data yang dikumpulkan dengan standar dan nilai normal yang lazim dipakai untuk menentukan nilai abnormal klien.
Bagaimana cara melakukan pengumpulan data obyektif sudah dipelajari pada bab mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia pada Topik Pemeriksaan fisik dan pengukuran tanda tanda vital, sehingga saat ini Anda bisa berlatih menggolongkan data yang ada pada studi kasus ke dalam data subyektif dan obyektif. Selanjutnya melatih mahasiswa untuk dapat melakukan validasi data apakah sesuai dengan standar atau ada kelainan
Identifikasi pola merupakan gabungan dari beberapa data yang sama dan menunjukkan rangkaian tingkah laku selama periode waktu dari kejadian kejadian tersendiri. Pola kesehatan membantu dalam mengatur data yang telah dikumpulkan. Data yang sama dikelompokkan dalam pola. Kesenjangan informasi diatasi dengan mengkaji kembali data klien. Pola dianggap fungsional jika mayoritas data dalam rentang nilai dan standar normal, jadi menunjukkan kekuatan klien (status sehat/tidak ada masalah). Data dinilai disfungsional oleh perawat jika data yang telah dikelompokkan tidak memenuhi nilai atau standar normal, jadi menunjukkan kelemahan klien (status sakit /mempunyai masalah kesehatan).
Sebuah pola disfungsional dapat atau tidak dapat menimbulkan penyakit.
Contoh :
Data subyektif “saya merasa mual”, data obyektifnya muntah 100cc nilai normal tidak muntah
Selanjutnya mari Anda fokus pada kasus yang ada agar terampil dalam memilahkan data subyektif, data obyektif serta terampil dalam menggolongkan pola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar