Topik 3
Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan
Pengertian manajemen keperawatan atau manajemen pelayanan keperawatan telah dijelaskan dalamBab 1 topik 1 termasukfungsi–fungsimanajemen (planning, organizing, actuating ,controlingdan evaluating) . Sekarang Anda belajar tentang fungsi perencanaan secara detail yang akan Anda coba terapkan di dalam pelaksanaan kegiatan sehari hari dalam ruang perawatan. Namun demikian akan kita ulang sekilas tentang fungsi-fungsi manajemen yang akan kita bahas satu per satu dalam topik ini dan topik selanjutnya
Function Of Management |
Planning |
Organizing |
Evaluating |
Controlling |
Actuating |
Gambar 2.1: Fungsi-fungsiManajemenKeperawatan
Baiklah untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang Perencanaan dalam manajemen keperawatan, pelajarilah uraian beriku tini dengan baik dan diskusikan dengan temanAnda.
A.
HAKEKAT PERENCANAAN
Aspek utama dalam manajemen adalah pengaturan dan penggerakan karyawan melalui proses kepemimpinan (Gitosudarmo, 2001). Untuk dapat melakukan pengaturan yang baik maka perlu perencanaan, pembagian tugas dan koordinasi tugas-tugas, oleh karena itu perencanaan merupakan aspek utama dan pertama kali harus dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan organisasi. Hasil dari perencanaan adalah sebuah rencana/rencana kerja yang harus berisi alternatif terbaik untuk mencapai tujuan. Rencana kerja yang baik mengarahkan pencapaian tujuan yang efektif danefisien, sehingga faktor- faktor produksi (resources) yang ada digunakan sebaik-baiknya.
Perencanaanadalahupayamanusia secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakidankemudianmengarahkansumberdayauntukmewujudkantujuan (GitoSudarmo,
2001). Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang mencakup penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan memperjelas visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi, mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan, memperkirakan efektifitas tindakan dan menyiapkan karyawan untuk melaksanakannya (Gilles, 1994)
Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Maksudnya fungsi-fungsi yang lain dari manajemen tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya perencanaan yang baik. Hal ini sesuai dengan definisi perencanaan dari Swansburg dan Swansburg (1999), bahwa perencanaan adalah proses berkelanjutan yang diawali dengan menetapkan tujuan, dan kemudian melaksanakannya sesuai dengan proses, memberikan umpan balik dan melakukan modifikasi rencana jika diperlukan. Lebih lanjut Swansburg dan Swansburg (1999) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses berfikir atau proses mental dalam membuat keputusan dan peramalan yang berorientasi pada masa yang akan datang.
Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu perencanaan harus mengandung unsur-unsur yang dapat menjawab What, Why, Where, When, Who dan How .
Secaralengkappertanyaan-pertanyaan yang dimaksudadalah
1. tindakanapa yang harusdikerjakan? Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat dihasilkan
2. Apasebabnyatindakanituharusdilansanakan? Penjelasan mengapa rencana itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan tertentu harus dicapai
3. Dimanatindakanituharusdikerjakan? Penjelasantentangtempat/lokasisecarafisikdimanarencanakegiatan harus dikerjakan sehingga tersedia sumber daya yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan itu
4. Kapan rencana itu harus dikerjakan? Penjelasan kapan dimulainya tindakan dan kapan selesainya di setiap unit organisasidengan penggunaan standar waktu yang telah ditentukan
5. Siapa yang mengerjakan tindakan itu? Petugas yang akan melakukan kegiatan atau tindakan baik jumlah maupun kualifikasi keahlian, pengalaman maupun pendidikan
6. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan itu? Penjelasan secara rinci teknik-teknik melakukan kegiatan yang ditetapkan sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar
B.
TUJUAN PERENCANAAN
Tahukah Anda apa tujuan kita menyusun perencanaan dalam manajemen keperawatan? Berikut ini adalah tujuan perencanaan dalam manajemen:
1. Meningkatkan peluang untuk sukses
2. Menstimulasi berfikir analisis
3. Mencegah terjadinya krisis manajemen
4. Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel.
5. Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi
6. Menjamin biaya yang efektif
C.
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN
Perencanaan manajemen Keperawatan diawali dengan perumusan tujuan institusi/ organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan tujuan sebagai arah kebijakan organisasi. Sebagai perawat, Anda harus memahami tujuan organisasi inisupaya dapat bersinergi untuk mencapai cita-cita/harapan organisasi.
1. Perumusan Visi
Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan sehingga disusun secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu untuk pencapaian. Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa organisasi dibentuk. Contoh rumusan visi:
“Menjadi ruang perawatan bedah yang melakukan perawatan profesional dan unggul dalam manajemen perawatan luka modern di tahun 2018”
2. Perumusan Misi
Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna mencapai visi yang telah ditetapkan
Contoh misi ruang perawatan bedah yang mengacu pada visi tersebut di atas:
1) Memberikan asuhan keperawatanpadapasienbedahsecaraholistik bio-psiko-sosio- kulturaldan spiritual.
2) Melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan manajemen perawatan luka modern.
3) Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen perawatan luka modern.
4) Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan dan trend perawatan bedah.
3. Perumusan Filosofi
Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut keyakinan dan praktikkeperawatandalamsuatuorganisasi (Swanburg, 1999)
Contoh :
• Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk holistik ( bio-psiko-sosial-spiritual)
• Pasien adalah individu yang unik dan bermartabat
4. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah kebijakan bagi organisasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara mencapainya. Tujuan mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan keperawatan. Untuk merumuskan tujuan yang baik harusmemenuhisyaratantara lain (Gillies, 1994)
a. Tujuan harus dapat menjelaskan arah
b. Tujuan harus memungkinkan untuk dicapai
c. Terukur artinya tujuan berisi ketentuan kwantitatif
d. Teradapatbatasanwaktuuntuk pencapaian target
e. Pencapaian akhir setiap tujuan dapat diterima semua anggota organisasi
f. Kriteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan tercapai
g. Setiap tujuan mendukung sasaran organisasi
Contoh Rumusan tujuan:
• Meningkatkan kualifikasi tenaga perawatan yang handal dan kompeten dalam keperawatan bedah melalui pendidikan dan pelatihan.
D. JENIS PERENCANAAN DALAM
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai perencanaan operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu satu jam sampai dengan satu tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu antara satu tahun sampai lima tahun (Marquis & Huston, 1998), sedangkan perencanaan jangka panjang atau sering disebut perencanaan strategis adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tigasampai 20 tahun (Swanburg, 1999).
Dalam perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan jangka pendek yaitu rencana harian, bulanan dan rencana tahunan.
Marilah kita perhatikan satu per satu jenis perencanaan tersebut seperti dalam uraian berikut ini:
Rencana Harian adalah rencana yang berisikegiatanmasing-masingperawat yang
dibuatsetiapharisesuaiperannya. Rencanadibuatolehkepalaruang, ketuatim/perawat primer danperawatpelaksana. Rencana Bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/perawat primer. Rencana Tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang.
Bisakah Anda mengaplikasikan tugas sehari hari
Anda dengan penulisan rencana kegiatan sesuai peran ? Silakan mencoba !
Identifikasi dan tuliskan rencana kerja harian Anda selama 24 jam.
Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam: 1) Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya masalah aktual yang dihadapi saat ini. 2). Perencanaan proaktif yaitu perencanaan yang disusun sebelum masalah timbul, antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dan meningkatkan kemampuan organisasi, sedangkan menurut proses penyusunan perencanaan diklasifikasikan menjadi: Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth Approach) dan pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Treat).
1) Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth Approach) yaituPerencanaan yang dilakukandenganmenganalisasaranaproduksi yang dimilikidan dihubungkan dengan kebutuhan yang muncul dari lingkungan. Mengusahakan terjadinya keseimbangan antara sarana yang dimiliki dengan kebutuhan lingkungan. SALING BANGUN : SA (Sarana Produksi) LING (Lingkungan masyarakat), BANGUN ( Perkembangan yang menguntungkan) Untukmemudahkanpemahamanperhatikangambar 2.2berikutini:
Sarana |
Lingkungan |
Perkembangan yang menguntungkan |
Gambar2.2 : Proses Perencanaandenganpendekatan yang menguntungkan
2) Pendekatan SWOT ( Strenght, Wakness, OpportunitydanThreat)
Rencana disusundengan proses perencanaan, dimulaidenganmenganalisafaktor internal yang berhubungandengankekuatan (Strenght) dankelemahan (Weaknes), selanjutnyamelakukananalisafaktoreksternal yang berhubungan dengan peluang (opportunity) dan tekanan/ancaman (Threat). Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya disusun rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis harus diterjemahkan ke dalam rencana operasional yang mencantumkan target yang harus dicapai
Untuklebihmemahamicobaperhatikanilustrasigambar 2.3berikutini:
Faktor internal |
Misi/tujuan |
Faktor ekternal |
|
Strenght, |
|
|
Weakness. |
|||
Opportunity, |
|||
|
|
||
Threat |
Target |
Anggaran |
Sasaran/Rencana Strategis |
Gambar2.3. Proses Perencanaan dengan analisis SWOT
Pada pembahasan dalam topik ini, perencanaan keperawatan yang juga penting adalah perencanaan SDM khususnya SDM Keperawatan. Dalam topik ini Anda diajakuntuk berlatih bersama untuk melakukan perencanaan SDM Keperawatan yakni kegiatan merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan organisasi serta efektif efisien dalam membantu terwujudnya tujuan (Hasibuan, 2005).
Adapun Tujuan Perencanaan SDM Keperawatan adalah:
1. Menentukan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan contoh perencanaan kebutuhan perawat berdasarkan tingkat pendidikan (D III, Ners, NersSpesialist)
2. Peminatan SDM keperawatansesuai minat, spesialisasi, dan kualifikasi pendidikan yang tepat
3. Menjamin tersedianya tenaga keperawatan masa sekarang maupun masa mendatang
4. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas
5. Mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
“Bagaimana menghitung kebutuhan SDM perawat tersebut?”
Dalam pembahasan ini, Anda akan diajak berlatih menghitung dengan menggunakan beberapa formula. Penghitungan kebutuhan SDM perawat berbeda pada setiap tempat perawatan seperti di Ruang rawat inap penghitungan didasarkan pada tingkat klasifikasi dan tingkat ketergantungan pasien. Tingkat ketergantungan pasien dibedakan berdasarkan jenis kasus, rata-rata pasien per hari, jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien, jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari, jam efektif perawat 7 jam/hari. Lihat Tabel 2.1 berikut tentang rata-rata jam perawatan pasien per hari.
Tabel 2.1 Rata- rata jam perawatan pasien per hari berdasarkan kasus
No |
Jenis/katagori |
Rata-rata per hari |
Rata –rata jam perawatan pasien/hari |
Jumlah jam perawatan/ hari |
1 |
Pasien Interne |
10 |
3,5 |
35 |
2 |
Pasien Bedah |
8 |
4 |
32 |
3 |
Pasien Gawat |
1 |
10 |
10 |
4 |
Pasien Anak |
3 |
4,5 |
13,5 |
5 |
Pasien Kebidanan |
1 |
2,5 |
2,5 |
|
Jumlah |
23 |
|
93 |
Berdasarkantabel di atasmakabisadihitungkebutuhan perawat dengan formula (Rumus). Jumlah tersebut perlu ditambah dengan faktor koreksi berupa loss day( hari libur, cuti dan hari besar dengan rumus sebagai berikut.
Jumlah jam perawatan = 93 = 13
perawat Jam kerjaefektif/shif 7 |
Karena tugas perawat tidak hanya mengerjakan tugas keperawatan, tapi juga non keperawatan (tugas administrasi), maka diberikan toleransi 25% darijam pelayanan keperawatan dengan rumus
Jumlah hari minggudalam 1 tahun + Cuti+haribesar x
jumlahperawattersedia Jumlah hari
kerja efektif 52+12x13 =
3,5 orang 286 |
Jumlah tenaga perawat + loss day
x 25 = 13
+ 3.5 x
25 = 4,1
orang 100 100 |
Sehingga tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut
Jumlah tenaga keperawatan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 13+3,5 +4,1 = 20,6 orang (dibulatkan keatas karena berkaitan dengan orang menjadi 21 perawat)
RINGKASAN
1 Semuafungsidarifungsi–fungsimanajemen di dalamlayanan keperawatan adalah penting dan semuanya saling berhubungan sebagai suatu siklus yang sekuen dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi dan seterusnya.
2 Perencanaan adalah esensial dalam manajemen keperawatan dan merupakan fungsi pertama dalam fungsi manajemen.
3 Manajer keperawatan bertugas untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
4 Perencanaan bisa dibedakan menjadi perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, namun biasanya perencanaan keperawatan adalah rencana jangka pendek.
5 Perencanaan jangka pendek dalam keperawatan meliputi rencana harian yang harus dikerjakan semua perawat, rencana bulanan yang dibuat oleh ketua tim/perawat primer, dan kepala ruang dan rencana tahunan yang dibuat oleh kepala ruang
6 Perencanaan kebutuhan tenaga/sumber daya manusia keperawatan dapat dihitung dari jumlah kasus yang dirawat dengan menggunakan rumus atau formula yang ada sesuai ketentuan
Topik 4
Pengorganisasian dalam Manajemen Keperawatan
Selamat Anda telah berhasil mempelajari materi topik 1 dalam bab 2 ini, lanjutkan untuk mempelajari Topik 2 dalam bab 2 berikut ini. Topik 2 membahas tentang Pengorganisasian dalam Manajemen Keperawatan.
Setelah mempelajari topik 2 ini diharapkan Anda mampu menjelaskan konsep pengorganisasian secara tepat yang akan diterapkan dalam pengelolaan keperawatan.
Setelah menyelesaikan topik 2 ini diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan hakikat pengorganisasian,
2. Menjelaskan tipe-tipe organisasi,
3. Mengidentifikasi kegiatan pengorganisasian manajemen keperawatan
4. Menjelaskan tujuan pengorganisasian manajemen keperawatan
5. Menjelaskan prinsip prinsip pengorganisasian manajemen keperawatan
6. Menjelaskan metode pelayanan keperawatan
7. Menjelaskan peran manajer di dalam organisasi
Efektivitas dan effisiensi pelaksanaan kegiatan setelah suatu rencana dibuat, dipengaruhi oleh bagaimana individu-individu yang ada dalam satuan kerja bekerja secara maksimal sesuai tanggung jawab dan wewenangnya, untuk itu pengorganisasian menjadi langkah penting setelah kegiatan perencanaan.
Dalam pelayanan keperawatan, pengorganisasian dapat dilakukan mulai dari tingkat atas sampai dengan tingkat ruangan, sedangkan dalam topik ini, pengorganisasian yang akan dibahas hanya pada tingkat ruang rawat inap. Dalam membuat perencanaan, seorang manajer harus menyusun pengorganisasian personil agar dapat dilaksanakan rencana secara efektif dan efisien. Dalam pengorganisasian, termasuk di dalamnya adalah penyusunan struktur organisasi formal sebagai sarana mengkoordinasi sumber-sumber untuk mencapai tujuan, menetapkan kebijakan dan prosedur, serta menentukan posisi dan deskripsinya. Pengorganisasian pelayanan penting untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Baiklah kita awali pembahasan kita dengan menjelaskan pengertian pengorganisasian
A.
PENGERTIAN DAN HAKEKAT
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001). Menurut Hersey dan Blanchard (1997) dalam La Monica (1998) pengorganisasian adalah kegiatan mendesain tujuan dan wewenang tiap pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk
dalam kelompok manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan baik
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat.
Berbicara tentang siapa yang harus melakukan apa maka analisis kebutuhan tenaga harus tepat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal yang harus menjadi pertimbangan guna menjawab pertanyaan siapa yang harus melakuakan apa diantaranya menurut Siagian (2007) adalah 1) merumuskan klasifikasi jabatan, 2) analisis pekerjaan, 3) diskripsi pekerjaan agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Siapa yang melaporkan ke
siapa ?
Koordinasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Untuk menciptakan koordinasi antar pos yang harmonis dan tidak sampai tumpang tindih kegiatan, struktur harus di buat dengan jelas dan dapat menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing pos
Siapa berhubungan dengan siapa, dan dalam hal apa?
Interaksi antar individu menjadi salah satu kunci yang menentukan lancar tidaknya roda organisasi pelayanan keperawatan. Melalui interaksi akan terjadi komunikasi antar anggota yang dapat dijadikan alat untuk menyampaikan informasi, instruksi, perintah, teguran, berbagi pengalaman, koordinasi, kerjasama dan lain lain.
Interaksi dalam suatu organisasi pelayanan keperawatan dapat terjadi secara horisontal, vertikal maupun diagonal. Interaksi secara horizontal dapat terjadi pada level yang sama, misal antar antar kepala ruang, antar ketua tim atau antar perawat primer. Interaksi secara vertikal dapat terjadi antara ketua tim /perawat primer dan kepala ruang, perawat pelaksana dan ketua tim/perawat primer. Interaksi secara diagoanl dalam ruang keperawatan dapat terjadi antara perawat dan tim kesehatan lain ( dokter, fisioterapis, ahli gizi, analis, dan lain lain).
B.
TIPE – TIPE ORGANISASI
Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan metode penugasan yang diterapkan di ruang perawatan. Baiklah berikut ini Anda pelajari terlebih dahaulu beberapa tipe organisasi dilihat dari strukturnya.
Secara umum struktur organisasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat dominan, segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan yang diutamakan adalah wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan pengawasan lebih mudah. Kelemahannya adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi sering terabaikan.
2. Organisasi staf
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf yang berperan sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu ahli sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang mampu membantu memecahkan masalah organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan. Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
3. Organisasi lini dan staf
Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak hanya diberi job sebagai penasiaht, tetapi staf juga diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga harus melaksanakan. Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan telah dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting serta pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung jawab kerja yang baik. Kelemahannya adalah pengambilan keputusan memakan waktu lebih lama, dapat menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas batas wewenangnya
Bagaimana pemahaman Anda ? sekali
lagi tipe organisasi di atas adalah
tipe secara umum, dan bagaimana dengan
pengorganisasian khususnya di ruang rawat
?
Sebelum kita diskusikan struktur pengorganisasian kerja berdasarkan metode penugasan yang digunakan di ruang rawat keperawatan, marilah kita diskusikan lebih
dahulu tentang kegiatan apa saja terkait dengan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan.
C.
KEGIATAN PENGORGANISASIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Apa sajakah kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan?
Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan yang biasa dilakukan oleh manajer keperawatan adalah seperti berikut ini:
1. Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh staf dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
2. Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari
3. Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar perawat
D.
TUJUAN PENGORGANISASIAN
Tahukah Anda, apakah tujuan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan?
Berikut ini akan diuraikan tentang tujuan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan sebagai berikut:
1. Pencapaian tujuan organisasi
2. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan dan kelompok.
4. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui penyusunan struktur organisasi yang baik
5. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
6. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi.
7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg & Swansburg, 1999).
Bagaimanakah sekarang
pemahaman Anda terntang
tujuan pengorganisasian. Jika Anda belum paham diskusikan dengan teman dan
tutor saat pertemuan tatap muka.
E.
PRINSIP –PRINSIP PENGORGANISASIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi, ada empat prinsip yang harus Anda perhatikan. Ada empat prinsip tersebut adalah: 1) Pembagian kerja. 2) Pendelegasian tugas, 3) Koordinasi dan 4) Manajemen waktu. Berikut ini penjelasan masing-masing prinsip dalam pengorganisasian yang penting
Anda perhatikan, yaitu:
1. Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi habis kepada semua staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk mengerjakan pekerjaan tertentu. Untuk menghindari kesalahan maka manajer perawat hendaknya mengerti karakteristik tugas, tanggung jawab dan wewenang stafnya. Job description, pengembangan prosedur dan deskripsi hasil kerja diperlukan sebagai rambu-rambu pembagian kerja
2. Pendelegasian, menurut ANA (2005) adalah penyerahan tanggung jawab kinerja atas suatu tugas dari satu individu kepada individu lain sedangkan pertanggung jawaban tetap tergantung hasilnya. Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan tertentu, Dalam pendelegasian mengandung unsur mentoring dan regenerasi yang baik atau alami serta memiliki nilai bagaimana mengelola sumber daya yang efektif dan efisien dengan kemampuan terbatas, Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi, 2013 pendelegasian yang baik harus melihat The five right of delegation meliputi : tugas/pekerjaan, lingkungan sekitarnya, orang yang ditunjuk, adanya pengarahan/ komunikasi yang baik dan dilakukan supervisi atau evaluasi
3. Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan hubungan dengan pihak yang terlibat dalam melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang sama sehingga terjadi keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja. Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara : 1) membangun komunikasi dua arah baik dengan atasan maupun bawahan, 2) membiasakan melakukan rapat formal ( rapat resmi, pre dan post conferent), 3) melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan, 4) membuat pembakuan formulir–formulir yang dipakai dalam semua kegiatan sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
4. Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk melakukan aktivitas apa saja. Kemampuan mengelola waktu merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil dalam mengelola waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara : 1) Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori kegiatan, 2) memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada, 3) menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak mendesak/rutin, 4) mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan sifat pekerjaan
F.
METODE PELAYANAN KEPERAWATAN
Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada metode asuhan keperawatan yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode yang digunakan dan bentuk struktur pengorganisasian kerja yang digunakan supaya efektif dan efisien.
1. Model Asuhan Keperawatan Fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Metode ini berkembang ketika perang dunia II, akibat kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang sederhana dan berulang seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu, merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap bertahan sampai saat ini , khususnya di Indonesia.
Contoh:
Perawat A tugasnya menyuntik, dan perawat B melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital serta penyuapi pasien.dan Perawat C bertugas untuk merawat luka dan sebagainya.
Keuntungan :
• Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu
• Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas
• Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas sederhana.
• Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
Kerugian :
• Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau tidak memungkinkan untuk melakukan keperawatan secara holistik
• Apabila pekerjaan selesai cenderung perawat meninggalkan klien dan melaksanakan pekerjaan non keperawatan.
• Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusi terhadap pelayanan.
• Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai ketrampilan saja.
Kepala Ruangan |
Perawat
Administrasi |
Perawat
Higiene |
Perawat
Luka |
Perawat Obat |
Klien-klien |
2. Model Asuhan Keperawatan Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim. Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan.
Tabel 2.1 ketua tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.
Keuntungan |
Kelemahan |
Memfasilitasi
pelayanan keperawatan yang komprehensif |
Rapat
tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru, sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat |
Memungkinkan
pencapaian proses keperawatan |
Perawat
yang belum trampil dan belum berpengalaman cenderung tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yangmampu atau ketua tim |
Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui
rapat tim . Cara ini efektif untuk belajar |
Akontabilitas dalam tim kabur |
Memungkinkan
menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan
efektif. |
|
Berikut ini bentuk pengorganisasian manajemen keperawatan dengan metode tim di ruang perawatan.
Kepala Ruang |
Perawat |
Perawat
Katim |
Perawat
Katim |
Perawat Anggota tim |
Perawat
Anggota Tim |
Perawat AnggotaTim |
Pasien |
Pasien |
Pasien |
Dalam Struktur pengorganisasian kerja dengan model Tim tergambar bahwa sekelompok pasien diasuh oleh 1 tim perawat. Setiap tim akan memiliki anggota tim yang terdiri dari beberapa perawat untuk mengasuh beberapa pasien yang menjadi kelolaan yang konsisten mulai masuk sampai keluar RS.
3. Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
Berikut ini keuntungan dengan kerugian metode tim dalam pengelolaan pelayanan/ asuhan keperawatan.
Keuntungan |
Kelemahan |
Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien |
Beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga
tugas yang sederhana terlewatkan |
Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang
komprehensif |
Peserta didik sulit untuk memperoleh ketrampilan khusus
yang tidak dilakukan pada klien yang menjadi kelolaannya : misal kateterisasi, NGT dsb |
Memotivasi perawat
selalau bersama klien selama bertugas, tugas non keperawatan dapat dilakukan oleh bukan
perawat |
Pendelegasian tugas
tertentu |
Mendukung penerapan proses keperawatan |
Kelanjutan perawatan klien anya sebagaian selama perawat
penagggung jawab klien bertugas |
Kepuasan kerja secara keseluruhan dapat dicapai |
Kelanjutan perawatan
klien hanya sebagaian selama perawat penaggung jawab klien bertugas |
KARU |
Perawat A
Pelaksana |
Perawat C Pelaksana |
Perawat B
Pelaksana |
Pasien |
Pasien |
Pasien |
Dalam gambar terlihat bahwa satu perawat bertanggung jawab mengasuh beberapa pasien, contoh perawat B mengelola 3 pasien dan bertanggung jawab kepada Kepala Ruang demikian juga perawat A dan C akan mempunyai pasien kelolaan. Sedikit berbeda dengan tim, perawat anggota mempertanggungjawabkan asuhan keperawatan kepada ketua tim. Model alokasi memungkinkan perawat bertanggungn jawab langsung kepada kepala ruang.
4. Model Asuhan Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana perawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Metode ini dikembangkan sejak tahun 1970'an. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan, Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.
Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien dibawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat assosiet yang akan melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan keperawatan.
Tabel 2.2 Keuntungan dan Kelemahan Model Asuhan Keperawatan Primer
Keuntungan |
Kelemahan |
Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung
jawab dan tanggung gugat meningkat |
Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana
harus perawat profesional |
Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan |
Biaya
yang diperlukan mahal |
Meningkatnya hubungan
antara perawat pasien |
|
Membebaskan perawat
dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan |
|
Metode ini mendukung pelayanan profesional |
|
Terciptanya kolaborasi yang baik |
|
Dokter |
SDM RS |
Kepala Ruangan |
Perawat
Asosiet |
Perawat
Asosiet |
Perawat
Asosiet |
Perawat Primer
Klien |
Pada Model Asuhan Keperawatan Primer membutuhkan kualifikasi tertentu karena perawat primer harus tenaga perawat profesional (Register Nurse) yang mengasuh pasien mulai pengkajian, penentuan diagnosa, membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi. Dalam kegiatan implementasi perawat primer dibantu oleh perawat assosiete. Jadi peran perawat assosiate adalah membantu saat pelaksanaan tindakan. Perawat primer akan mengasuh 4 – 6 klien/pasien selama 24 jam
5.
Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan model asuhan
keperawatan primar dan Tim)
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan memiliki kemampuan memimpin. Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien.
Semua model di atas dapat digunakan untuk mengorganisasikan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai situasi dan kondisi ruangan, jumlah perawat serta kemampuan perawat yang ada. Jumlah perawat yang ada harus seimbang sesuai dengan jumlah klien. Selain itu kategori pendidikan tenaga keperawatan yang ada perlu diperhatikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan.
RINGKASAN
1. Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Bentuk pengorganisasian ada3 yaitu bentuk lini, staf dan lini dan staf
3. Ada empat prinsip tersebut adalah: 1) Pembagian kerja. 2) Pendelegasian tugas, 3) Koordinasi dan 4) Manajemen waktu.
4. Pengorganisasi dalam pelayanan/asuhan keperawatan sesuai dengan metode yang digunakan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengorganisasikan kerja pelayanan/asuhan keperawatan di bangsal/ruang perawatan, yaitu: metode fungsional, metode tim, metode alokasi, primer, dan gabungan 9moduler).
5. Dengan penerapan model asuhan keperawatan profesional yang tepat diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat sebagai pemberi layanan keperawatan (Care Providers) dan dapat memberikan kepuasan bagi pasien sebagai penerima layanan keperawatan (Care Receivers).
Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta
Cherie, Amsale., Ato Berhane Gebrekidan. 2013.Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Imperium: Yogyakarta
Gillies, DA., (1999) Nursing Manajemen: A System Approach, Philadelphia: WB
Saunders Company.
Gipson, (1997) Organisasi terjemahan, Erlangga, Jakarta
Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Badan Penerbit FKUI:
Jakarta
McMahon, Rosemary., Elizabeth Barton., Maurice. 1999. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. Tejemahan oleh Poppy
Kumala. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Stolte, Karen M.2004. Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Terjemahan oleh Eni
Noveastari.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Siagian PS, (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Sitorus,
Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama,
Jakarta , EGC
-------------------(2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Panduan
Implementasi , Edisi pertama, Jakarta , EGC
Swansberg,RC & Swansberg
RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership for nurses: an interactive text, Second edition.,
Boston : Jones and Bartlett Publishers.
Tappen, RM, (1998), Essentials of Leadership and Management, Philadelphia: FA
Davis Company
Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th ed, FA Davis,
Philadelphia
Wijono, D (2000) Manajemen mutu pelayanan kesehatan, Teori
strategi dan aplikasi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar