PENGUKURAN FAKTOR EKOLOGI
budaya. Dengan demikian makanan dan zat–zat gizi yang tersedia tergantung dari keadaan lingkungan seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan tranportasi dan tingkat ekonomi dari penduduk dan juga pengaruh budaya seperti kebiasaan memasak, prioritas makanan dalam keluarga dan pantangan makan dalam keluarga, serta distribusi dan pantangan makan bagi golongan rawan gizi.
Menyadari hal tersebut diatas, dipandang sangat penting melakukan pengukuran ekologi yang dapat menyebabkan malnutrisi dimasyarakat sebagai dasar untuk melakukan intervensi (Schimshaw, 1964). Secara rasional, program yang bersifat preventif, sebaiknya diarahkan pada semua faktor yang terlibat dalam kesehatan masyarakat di suatu daerah tertentu.
Menurut Jelliffe (1966),
menyatakan bahwa faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab terjadinya
masalah gizi dibagi dalam 6 kelompok yaitu : keadaan infeksi, konsumsi makanan,
pengaruh budaya, sosial ekonomi, produksi pangan serta kesehatan dan
pendidikan.
A. Keadaan Infeksi
Schrimshaw (1964) menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan malnutrisi. Mereka menekankan interaksi yang sinergistik antara malnutrisi dengan penyakit infeksi dan sebaliknya infeksi dapat mempengaruhi status gizi dan mempercepat terjadinya malnutrisi. Mekanisme pathologisnya dapat bermacam–macam baik secara sendiri–sendiri maupun secara bersamaan, sebagai berikut ini :
1.
Penurunan intake zat gizi akibat kurangnya nafsu
makan, menurunnya absorpsi, dan kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit.
2.
Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi, akibat
penyakit diare, mual/muntah dan perdarahan yang terus menerus.
3.
Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit/human host dan parasit yang terdapat dalam
tubuh.
B. Konsumsi Makanan
Pengukuran konsumsi makanan adalah sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi.
C. Pengaruh Budaya
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh kebudayaan atau pola kebudayaan adalah sebagai berikut : 1) Sikap terhadap makanan, 2) Penyebab penyakit, 3) Kelahiran anak, 4) Produksi pangan dan lainnya
D. Faktor Sosial Ekonomi
1.
Faktor Sosial:
Faktor sosial yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
a.
Keadaan penduduk di suatu masyarakat (jumlah, umur,
distribusi jenis kelamin dan geografis).
b.
Keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak kelahiran dll)
c.
Pendidikan:
-
Tingkat pendidikan ibu/bapak
-
Keberadaan buku–buku
-
Usia anak sekolah, dll.
d.
Perumahan (tipe, lantai, atap, dinding, listrik,
ventilasi, perabotan, jumlah kamar, pemilikan dll.)
e. Dapur
(bangunan, lokasi, kompor, bahan bakar, alat masak, pembuangan sampah)
f.
Penyimpanan makanan (ukuran, isi, penutup serangga dll)
g.
Air (sumber, jarak dari rumah, cara penyimpanan dll)
h.
Jamban (tipe jika ada, keadaannya dll)
2.
Data Ekonomi
Data ekonomi meliputi :
a.
Pekerjaan:
-
Utama (contoh sebagai petani, pegawai negeri dll)
-
Tambahan (contoh kerajinan rumah tangga, pekerjaan musiman)
b.
Pendapatan keluarga (gaji, industry rumah tangga.
Pertanian, pangan/non pangan, utang dll)
c.
Kekayaan (jenis barang/bahan yang terlihat)
-
Tanah, jumlah ternak, perahu, mesin jahit, kendaraan, TV, radiodll)
d.
Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk makan,
pakaian, minyak/bahan bakar, menyewa, listrik, air, transportasi, pendidikan,
rekreasidll)
e. Harga makanan : pasar dan
variasi menu.
E. Produksi Pangan
Data – data yang relevan untuk produksi pangan adalah :
1. Penyediaan makanan untuk
keluarga (produksi sendiri, membeli, barterdll)
2.
Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi, pembuangan
air, pupuk, pengontrolan inseks dan penyuluhan pertanian)
3. Tanah
Pemilikan tanah, luas perkeluarga, kecocokan tanah, tanah yang digunakan, jumlah tenaga kerja
4.
Peternakan dan perikanan. Jumlah ternak (kambing,
sapi, bebek, ayam dll) alat penangkapan ikan dll.
5. Keuangan : modal yang tersedia,
fasilitas untuk kredit.
F. Pelayanan Kesehatan Dan Pendidikan
Walaupun pelayanan kesehatan dan pendidikan tidak merupakan faktor ekologi, tetapi informasi ini sangat berguna untuk meningkatkan pelayanan. Beberapa data penting tentang pelayanan kesehatan/pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Rumah sakit
dan pusat–pusat kesehatan (Puskesmas), jumlah rumah sakit, jumlah tempat tidur,
pasien, staf dll
2. Fasilitas pendidikan:
-
Anak sekolah : jumlah,
pendidikan gizi/kurikulum, dll
-
Remaja : organisasi/karang taruna
-
Dewasa : buta
huruf, persatuan orang tua murid
-
Mass Media : Radio, TV,
Koran dll
Beberapa jenis data yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi faktor ekologi secara tepat disajikan pada tabel 10.1.
Tabel 10.1
Bebarapa jenis data untuk Mengidentifikasi Faktor Ekologi Secara Cepat
Jenis Data |
Keterangan |
1. Ukuran Keluarga |
Jumlah, umur, hubungan, jenis kelamin, jarak kelahran |
2. Pekerjaan |
Utama dan tambahan |
3. Pendidikan |
Remaja yang melek huruf/buta huruf, keberadaan buku-buku, jumlah anak disekolah |
4. Rumah |
Tipe dan kontruksi (atap, dinding, lantai), jumlah kamar |
5. Ekonomi |
Alat rumah tangga, pakaian, radio, TV, alat transport (motor, sepeda) |
6. Dapur |
Alat masak, kompor, bahan bakar, dll |
7. Pola pemberian makanan |
Menu, pantangan, menyusui, prestise makanan |
8.
Penyimpanan makanan |
Ukuran, isi dan pengontrolan serangga |
9. Air minum |
Tipe dan jarak |
10. Jamban |
Tipe dan keadaan |
Pertanian: |
|
11. Tanah |
Luasnya,
penggunaannya untuk pertanian (tanaman pangan dan non pangan) |
12. Sistem pertanian |
Irigasi, pupuk, dll |
13. Peternakan dan perikanan |
Jumlah dan jenis ternak, kolam ikan, dll |
Pasar: |
|
14. Jenis bahan dan peralatan makan |
Ketersediaan dan harga makanan |
STATISTIK VITAL
kecelakaan dan mati. Oleh sebab itu maka vital statistik ini amat erat hubungannya dengan perencanaan kesehatan (health planning) khususnya lagi vital statistik sebagai indikator kesehatan (healthindicator).
Ruang lingkup dari vital statistik semakin lama semakin luas, akibat dari peristiwa-peristiwa kehidupan manusia semakin banyak yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Mengingat luasnya ruang lingkup vital statistik ini, pembahasan bab ini hanya akan menitik beratkan pada masalah kesakitan dan kematian khususnya yang berhubungan dengan kegunaan praktis dalam epidemiologi gizi.
Ukuran statistik vital yang sering dipergunakan dan berhubungan dengan masalah gizi adalah angka kematian (mortality rate) dan angka kesakitan (morbidity rate).
A.
Angka Kematian (Mortality Rate)
Peristiwa kematian termasuk peristiwa yang tergolong mudah dikenal atau mudah dipisahkan dengan peristiwa tidak mati, dan akan lebih jelas nampak lagi jika kita membandingkan dengan peristiwa kesakitan. Masalah sakit adalah
masalah yang subjektif sedangkan kematian sudah menjadi masalah objektif dalam arti kata semua orang mudah menentukan/mengenalnya.
Berhubungan dengan faktor objektif ini maka tepat sekali dipergunakan sebagai dasar perencanaan khususnya didalam menetapkan prioritas penyakit yang harus diberantas dan sebagai indikator kesehatan suatu masyarakat.
Dalam menghitung angka kematian dapat dipergunakan beberapa cara antara lain, angka kematian umum (kasar), angka kematian spesifik untuk umur dan untuk penyakit tertentu.
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rates)
Angka Kematian Kasar (CDR) dapat dihitung dengan cara membagi seluruh jumlah kematian penduduk dalam waktu 1 tahun dengan jumlah penduduk pertengahan tahun bersangkutan dikalikan dengan konstanta (k) tertentu. Jumlah angka kematian penduduk dalam hal ini tidak melihat golongan umur maupun jenis penyakitnya (misalnnya penyakit kuranggizi).
Karena sifatnya adalah kasar/umum maka besar kecilnya angka ini hanya dapat memberikan gambaran kasar tentang keadaan kematian disuatu daerah. Harga angka kematian ini sangat tergantung pada komposisi umur dari penduduk dan sedikit dipengaruhi oleh komposisi jenis kelamin.Dari segi gizi angka ini juga belum dapat memberikan gambaran yang nyata tentang tinggi/rendahnya kasus kematian akibat kurang gizi disuatu daerah.
2. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rates)
Pada umur tertentu
malnutrisi mempunyai insiden yang tinggi, sehingga angka kematian umur tertentu
disarankan sebagai indikator dari banyaknya insiden malnutrisi. Sebagai contoh
angka kematian umur 2-5 bulan. Berdasarkan Akyroyd dan Kreshuan,angka kematian bayi umur 2-5 bulan pada daerah tertentu
dapat disebabkan oleh kekurangan thiamin (beri-beri). Dari sudut pandang
kesehatan masyarakat, kejadian ini juga dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain pneumonia, diare, pemberian ASI yang salah dan lain-lain. Dalam hal ini bila ingin melakukan intervensi
sebaiknya menggunakan data lokal/setempat sebagai dasar. Angka kematian
bayi dan balita (1-4 tahun) telah lama dipergunakan sebagai indikator status
kesehatan pada masyarakat. Angka kematian bayi di negara sedang berkembang 10
kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara maju (Industrialized Contries)
3. Angka Kematian Spesifik Sebab Khusus (Cause Spesific Mortality Rates)
Angka kematian sebab khusus yang dimaksudkan adalah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya KEP, diare, pneumonia seperti telah dijelaskan diatas. Khusus untuk gizi (KEP) perlu disadari bahwa pembicaraan tentang gizi tidak bisa terlepas dari pembicaraan tentang penyakit-penyakit infeksi. Gangguan terhadap status gizi dapat menyebabkan orang rawan terhadap gangguan penyakit dan sebaliknya, yang dapat menyebabkan kematian. Walaupun demikian, angka kematian karena sebab khusus (misalnya karena KEP) mempunyai kaitan yang erat dengan jenis penyakit lain sebagai mana telah diuraikan diatas.
4. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian bayi
Pengukuran ini digunakan untuk
mengetahui gambaaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat dikaitkan dengan
faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan, pemeriksaan kehamilan dan
status gizi ibu hamil.
5. Under Five Mortality Rate (UFMR)
Gabungan antara angka kematian bayi dan
angka kematian anak 1-4 tahun yang dicatat selama 1 tahun per seribu penduduk
balita pada tahun yang sama. Angka yang diperoleh merupakan angka yang dapat
digunakan untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat, karena merupakan indicator
sensitif untuk status kesehatan bayi dan anak.
6.
Still
death rate, angka kematian janin
Proporsi kematian janin yang dikaitkan
dengan jumlah kelahiran pada periode tertentu, biasanya satu tahun dan
pembilangnya merupakan angka kematian yang actual dan penyebutnya mencangkup
jumlah kematian janin ditambah lahir hidup pada periode waktu tertentu
(biasanya satu tahun).
B.
Angka Kesakitan (MorbidityRates)
Beratnya kaitan antara kesakitan karena malnutrisi dengan penyakit infeksi merupakan salah satu pertimbangan dalam menentukan angka kesakitan. Angka kesakitan yang diakibatkan oleh faktor gizi adalah KEP beberapa penyakit seperti tropical ulcer, diare, TBC dan campak banyak disebabkan oleh faktor gizi.
Diare sebagai salah satu
penyebab utama dari kematian anak khususnya di negara sedang berkembang,
disebabkan oleh infeksi dan KEP dan kejadiannya berlangsung secara bersamaan
dan saling pengaruh memengaruhi.
Berikut beberapa perhitungan dari angka kesakitan
1.
Insiden Rate
Adalah
ukuran epidemiologi yang digunakan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dihadapi, resiko terkena masalah dihadapi serta mengetahui beban tugas yang
harus dilakukan oleh suatu layanan kesehatan.
2.
Attack Rate
Untuk
mengukur pengaruh determinan terhadap timbulnya sakit disuatu populasi dengan
membandingkan jumlah kejadian sebagai akibat dari suatu sebab dengan
populasinya.
3.
Secondary Attack Rate
Untuk
menghitung suatu penyakit menuloar dalam ukuran populasi kecil. Menghitungnya
dengan membandingkan antara jumlah penderita baru pada serangan kedua dibagi
jumlah penduduk di kurangi penduduk yang terkena pada serangan pertama dikali
konstanta persen atau permil.
4.
Point Prevalensi Rate
Digunakan
untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
5.
Periode prevalensi Frekuensi Rate
Untuk
memberikan gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.
good
BalasHapus