Minggu, 02 Januari 2022

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN TAHAP PENGKAJIAN

 

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

 

PENDAHULUAN

 

Saat ini Anda akan mempelajari Bab 5 yang merupakan bab yang berisi petunjuk  kegiatan praktik terkait manajemen Keperawatan. Praktik Manajemen keperawatan dan asuhan keperawatan dalam bab ini akan memberikan pengalaman kepada Anda bagaimana mengelola pasien dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dan proses keperawatan di dalamnya. Pengalaman belajar praktek akan memberikan gambaran kepada Anda pada tatanan laboratorium keperawatan cara mengelola pasien dalam konteks manajemen keperawatan. Pada Bab praktek ini akan dimulai dengan praktek manajemen asuhan keperawatan dengan menggunakan tahapan proses keperawatan.

Proses keperawatan adalah suatu metode atau  pendekatan  penyelesaian  masalah  yang sistematik terdiri dari lima tahap secara berurutan dan berkesinambungan yaitu: pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep manajemen di dalamnya. Seorang perawat dalam mengelola pasien senantiasa menggunakan langkah- langkah proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah klien. Asuhan keperawatan dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan klien secara optimal melalui tindakan keperawatan yang bermutu.

Di dalam bab praktikum ini, Anda akan dihadapkan pada kasus yang menggambarkan kondisi nyata di lapangan. Kasus dibuat dalam rangka  mempermudah  Anda  untuk  memahami asuhan keperawatan sebagai pengejawantahan dari proses keperawatan. Keberhasilan kita dalam memecahkan masalah atau  problem  klien  yang  merupakan kekuatan tersendiri bagi perawat. Studi kasus dibuat berdasarkan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang dihadapi klien.

Bab praktikum ini disusun untuk mendorong/memotivasi mahasiswa melakukan  kegiatan pelayanan/asuhan keperawatan yang berfokus pada pemecahan masalah klien berdasarkan kasus yang disajikan. Bila pengkajian dilakukan dengan tepat  dan benar maka  kita dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan kondisi klien. Jika diagnosa keperawatan dirumuskan dengan tepat sesuai kondisi pasien, maka kita dapat menyusun rencana yang tepat dan melaksanakan rencana tersebut dengan baik yang pada akhirnya kita dapat melakukan evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang kita tetapkan.


Dalam praktek keperawatan profesional, pelaksanaan asuhan dilakukan berdasarkan proses keperawatan dan Standar Praktik (ANA, 1973 dalam Nursalam 2001). Di Indonesia pelaksanaan standar praktik keperawatan telah diatur  dalam  peraturan  perundang- undangan yaitu Undang undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 dan Undang undang No 38 tahun 2014 tentang keperawatan. Standar praktik keperawatan profesional di  Indonesia dibuat berdasar tahapan proses keperawatan yaitu standar 1) pengkajian, 2) diagnosis keperawatan, 3) perencanaan, 4) implementasi dan 5) Evaluasi. Standar praktek di tetapkan dengan tujuan untuk menjamin bahwa pelayanan keperawatan  yang  diberikan  kepada  pasien adalah aman dan telah memenuhi standar pelayanan.

Banyak dampak yang dapat diperoleh jika pelayanan dilakukan sesuai standar, antara  lain meningkatkan kepuasan pasien, meningkatkan kepuasan kerja perawat, meningkatnya hubungan perawat-klien yang memungkinkan pengembangan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah klien.

Bab ini dibagi menjadi lima topik praktik meliputi

Kegiatan praktik 1 (Topik 1)  :    Latihan Praktik pengkajian keperawatan

Kegiatan praktki 2 (Topik 2)  :    Latihan Praktik merumuskan diagnosa kepearwatan Kegiatan praktik 3 (Topik3)   :    Latihan Praktik membuat rencana keperawatan Kegiatan praktik 4 (Topik4)             

:Latihan Praktik tindakan keperawatan

Kegiatan praktik 5 (Topik 5)  :    Latihan Praktik   evaluasi keperawatan

 

Adapun hal-hal yang harus Anda persiapkan sebelum melakukan praktek adalah:

1.        Pahami tujuan pembelajaran sebagai target yang akan dicapai

2.        Pelajari kasus yang tersedia dan pastikan bahwa Anda telah memahami

3.        Lakukan latihan-latihan yang dianjurkan

4.        Praktekkan/demonstrasikan sesuai langkah

5.        Catat kesulitan yang Anda alami dan diskusikan dengan teman atau tutor.

 

Saya mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan praktek dalam bab ini dengan baik.

 

“SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES BUAT ANDA”


Topik 1

Latihan Praktik Melakukan Pengkajian

Sebelum melakukan praktik manajemen asuhan keperawatan pada tahap pengkajian, pastikan bahwa Anda sudah memahami konsep teori dan kasus yang disiapkan.Tujuan dari Topik 1 dalam bab ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada kasus  kelolaan dengan tepat.

Secara khusus setelah menyelesaikan bab ini Anda diharapkan dapat

1)        Melakukan pengumpulan data melalui pemetaan dalam studi kasus data obyektif dan data subyektif

2)        Melakukan validasi data yang sudah ditemukan dari paparan studi kasus

3)        Mengidentifikasi pola respon manusia terhadap masalah medis atau validasi data

 

URAIAN MATERI (LANDASAN TEORI)

 

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan yang merupakan kegiatan sistimatis dalam pengumpulan data dilakukan dari berbagai  sumber  data  untuk  mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Ada tiga komponen dalam tahap pengkajian yaitu: 1) pengumpulan data, 2) validasi data, 3) Identifikasi pola.

Pengumpulan data adalah kegiatan mempumpulkan informasi yang sistimatik tentang klien termasuk kekuatan dan kelemahan klien. Data dikumpulkan dari klien, keluarga, orang terdekat, masyarakat, grafik, dan rekam medik. Klien adalah sumber informasi utama untuk mendapatkan data primer. Sumber data sekunder adalah sumber data yang  berasal  dari orang lain selain klien atau dari data yang sudah tersedia. Sumber sekunder meliputi catatan kesehatan klien, laporan dari laboratorium dan test diagnostik, keluarga, orang terdekat, masyarakat dan anggota tim kesehatan. Untuk mendapatkan data yang akurat maka diperlukan metode yang tepat dalam pengumpulan data.

Metode pengumpulan data yang utama adalah observasi, wawancara, konsultasi, dan pemeriksaan. Data yang terkumpul membentuk data dasar klien. Data dikategorikan menjadi

2 yaitu data subyektif dan obyektif. Data subyektif berhubungan  dengan  persepsi  dan  sensasi klien tentang masalah kesehatan. Klien mengungkapkan persepsi dan perasaan subyektif seperti harga diri dan nyeri.

Data subyektif adalah informasi yang diperoleh melalui  wawancara  yang  diberikan  klien kepada perawat selama proses pengkajian keperawatan. Data subyektif bisa disebut sebagai gejala atau fenomena yang dialami oleh klien atau dirasakan oleh klien, berupa keluhan atau mungkin sebagai suatu permulaan tentang apa yang dirasakan klien, seperti ungkapan “Saya sedang sakit kepala”, “saya merasa sesak nafas”, “perut saya terasa panas”, “kaki saya terasa lemah”.

Data obyektif adalah data yang diperoleh berdasarkan fenomena yang dapat  diamati dan dipertunjukkan secara faktual. Data obyektif adalah data yang dapat diamati dan diukur. Data obyektif merupakan informasi yang dikumpulkan perawatsecara langsung melalui


indera perawat baik indera mata, telinga, penciuman dan perabaan. Dengan demikian data obyektif adalah informasi yang diperoleh perawat dengan cara 1) melihat (observasi) atau inspeksi, 2) merasakan (palpasi), 3) mendengar ( auskultasi) 4) perkusi.

Berikut ini contoh data obyektif:

Observasi /inspeksi  :   Hidung   mengembang   (pernafasan   cuping   hidung),   wajah   meringis, pernafasan 30 x per menit, retraksi intercoste, pucat, Haemoglobin Hb 7,8 g/dl dsb.

Palpasi                       : Kandung kemih teraba nyeri tekan di abdomen kuadran kanan bawah

Auskultasi                  : Suara paru terdapat whizing, ronchi

Perkusi                       : Pekak di abdomen kuadran kanan bawah

 

Sebelum data di analisis dan digunakan untuk memberikan treatment  kepada  klien, data harus divalidasi lebih dahulu. Validasi data adalah pembuatan keputusan  melalui  kegiatan membandingkan data yang dikumpulkan dengan standar dan nilai  normal  yang  lazim dipakai untuk menentukan nilai abnormal klien.

Bagaimana cara melakukan pengumpulan data obyektif sudah  dipelajari  pada  bab  mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia pada Topik Pemeriksaan fisik dan pengukuran tanda tanda vital, sehingga saat ini Anda bisa berlatih menggolongkan data yang ada pada studi  kasus ke dalam data subyektif dan obyektif. Selanjutnya melatih mahasiswa untuk dapat melakukan validasi data apakah sesuai dengan standar atau ada kelainan

Identifikasi pola merupakan gabungan dari beberapa data  yang  sama  dan  menunjukkan rangkaian tingkah laku selama periode  waktu  dari  kejadian  kejadian  tersendiri. Pola kesehatan membantu dalam mengatur data yang telah dikumpulkan. Data yang sama dikelompokkan dalam pola. Kesenjangan informasi diatasi dengan mengkaji  kembali data klien. Pola dianggap fungsional jika mayoritas data dalam rentang nilai dan standar normal, jadi menunjukkan kekuatan klien (status sehat/tidak ada masalah). Data  dinilai disfungsional oleh perawat jika data yang telah dikelompokkan tidak memenuhi nilai atau standar normal, jadi menunjukkan kelemahan klien (status sakit /mempunyai masalah kesehatan).

Sebuah pola disfungsional dapat atau tidak dapat menimbulkan penyakit.

Contoh :

Data subyektif “saya merasa mual”, data obyektifnya muntah 100cc  nilai normal tidak muntah

Selanjutnya mari Anda fokus pada kasus yang ada agar terampil dalam memilahkan data subyektif, data obyektif serta terampil dalam menggolongkan pola


Tidak ada komentar:

Posting Komentar