Selasa, 04 Januari 2022

Pengukuran faktor ekologi dan statistik vital

                                                            PENGUKURAN FAKTOR EKOLOGI

 

 

menurut Bengoa, malnutrisi adalah merupakan masalah ekologi sebagai hasil multiple overlapping dan interaksi beberapa faktor di dalam   masyarakat   seperti   faktor   fisik,   biologi   dan lingkungan

budaya. Dengan demikian makanan dan zat–zat gizi yang tersedia tergantung dari keadaan lingkungan seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan tranportasi dan tingkat ekonomi dari penduduk dan juga pengaruh budaya seperti kebiasaan memasak, prioritas makanan dalam keluarga dan pantangan makan dalam keluarga, serta distribusi dan pantangan makan bagi golongan rawan gizi.

Menyadari hal tersebut diatas, dipandang sangat penting melakukan pengukuran ekologi yang dapat menyebabkan malnutrisi dimasyarakat sebagai dasar untuk melakukan intervensi (Schimshaw, 1964). Secara rasional, program yang bersifat preventif, sebaiknya diarahkan pada semua faktor yang terlibat dalam kesehatan masyarakat di suatu daerah tertentu.

Menurut Jelliffe (1966), menyatakan bahwa faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab terjadinya masalah gizi dibagi dalam 6 kelompok yaitu : keadaan infeksi, konsumsi makanan, pengaruh budaya, sosial ekonomi, produksi pangan serta kesehatan dan pendidikan.


 

A.          Keadaan Infeksi

 

Schrimshaw (1964) menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan malnutrisi. Mereka menekankan interaksi yang sinergistik antara malnutrisi dengan penyakit infeksi dan sebaliknya infeksi dapat mempengaruhi status gizi dan mempercepat terjadinya malnutrisi. Mekanisme pathologisnya dapat bermacam–macam baik secara sendiri–sendiri maupun secara bersamaan, sebagai berikut ini :

1.      Penurunan intake zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorpsi, dan kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit.

2.      Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi, akibat penyakit diare, mual/muntah dan perdarahan yang terus menerus.

3.      Meningkatnya  kebutuhan,  baik    dari    peningkatan  kebutuhan  akibat sakit/human host dan parasit yang terdapat dalam tubuh.

 

B.          Konsumsi Makanan

 

Pengukuran konsumsi makanan adalah sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi.

 

C.          Pengaruh Budaya

 

Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh kebudayaan atau pola kebudayaan adalah sebagai berikut : 1) Sikap terhadap makanan, 2) Penyebab penyakit, 3) Kelahiran anak, 4) Produksi pangan dan lainnya


 

 

D.         Faktor Sosial Ekonomi

 

1.      Faktor Sosial:

Faktor sosial yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :

a.       Keadaan penduduk di suatu masyarakat (jumlah, umur, distribusi jenis kelamin dan geografis).

b.      Keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak kelahiran dll)

c.       Pendidikan:

-       Tingkat pendidikan ibu/bapak

-       Keberadaan buku–buku

-       Usia anak sekolah, dll.

d.      Perumahan (tipe, lantai, atap, dinding, listrik, ventilasi, perabotan, jumlah kamar, pemilikan dll.)

e.      Dapur (bangunan, lokasi, kompor, bahan bakar, alat masak, pembuangan sampah)

f.        Penyimpanan makanan (ukuran, isi, penutup serangga dll)

g.      Air (sumber, jarak dari rumah, cara penyimpanan dll)

h.      Jamban (tipe jika ada, keadaannya dll)

2.      Data Ekonomi

Data ekonomi meliputi :

a.       Pekerjaan:

-          Utama (contoh sebagai petani, pegawai negeri dll)

-          Tambahan (contoh kerajinan rumah tangga, pekerjaan musiman)

b.      Pendapatan keluarga (gaji, industry rumah tangga. Pertanian, pangan/non pangan, utang dll)

c.       Kekayaan (jenis barang/bahan yang terlihat)

-          Tanah, jumlah ternak, perahu, mesin jahit, kendaraan, TV, radiodll)


 

 

d.      Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk makan, pakaian, minyak/bahan bakar, menyewa, listrik, air, transportasi, pendidikan, rekreasidll)

e.       Harga makanan : pasar dan variasi menu.

 

E.          Produksi Pangan

 

Data – data yang relevan untuk produksi pangan adalah :

1.       Penyediaan makanan untuk keluarga (produksi sendiri, membeli, barterdll)

2.      Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi, pembuangan air, pupuk, pengontrolan inseks dan penyuluhan pertanian)

3.       Tanah

Pemilikan tanah, luas perkeluarga, kecocokan tanah, tanah yang digunakan, jumlah tenaga kerja

4.      Peternakan dan perikanan. Jumlah ternak (kambing, sapi, bebek, ayam dll) alat penangkapan ikan dll.

5.       Keuangan : modal yang tersedia, fasilitas untuk kredit.

 

F.           Pelayanan Kesehatan Dan Pendidikan

 

Walaupun pelayanan kesehatan dan pendidikan tidak merupakan faktor ekologi, tetapi informasi ini sangat berguna untuk meningkatkan pelayanan. Beberapa data penting tentang pelayanan kesehatan/pendidikan adalah sebagai berikut :

1.      Rumah sakit dan pusat–pusat kesehatan (Puskesmas), jumlah rumah sakit, jumlah tempat tidur, pasien, staf dll

2.       Fasilitas pendidikan:

-           Anak sekolah           : jumlah, pendidikan gizi/kurikulum, dll

-           Remaja                      : organisasi/karang taruna


 

 

-          Dewasa                     : buta huruf, persatuan orang tua murid

-          Mass Media               : Radio, TV, Koran dll

 

Beberapa jenis data yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi faktor ekologi secara tepat disajikan pada tabel 10.1.

Tabel 10.1

Bebarapa jenis data untuk Mengidentifikasi Faktor Ekologi Secara Cepat

 

Jenis Data

                               Keterangan

1. Ukuran Keluarga

Jumlah, umur, hubungan, jenis kelamin, jarak kelahran

2. Pekerjaan

Utama dan tambahan

3. Pendidikan

Remaja yang melek huruf/buta huruf, keberadaan

buku-buku, jumlah anak disekolah

4. Rumah

Tipe dan kontruksi (atap, dinding, lantai), jumlah kamar

5. Ekonomi

Alat rumah tangga, pakaian, radio, TV, alat transport

(motor, sepeda)

6. Dapur

Alat masak, kompor, bahan bakar, dll

7. Pola pemberian

makanan

Menu, pantangan, menyusui, prestise makanan

8. Penyimpanan makanan

Ukuran, isi dan pengontrolan serangga

9. Air minum

Tipe dan jarak

10. Jamban

Tipe dan keadaan

Pertanian:

 

11. Tanah

Luasnya, penggunaannya untuk pertanian (tanaman pangan dan non pangan)

12. Sistem pertanian

Irigasi, pupuk, dll

13. Peternakan dan

perikanan

Jumlah dan jenis ternak, kolam ikan, dll

Pasar:

 

14. Jenis bahan dan

peralatan makan

Ketersediaan dan harga makanan


 


 

 

 

 

                                                                        STATISTIK VITAL

 

vital statistik adalah statistik yang berhubungan erat atau yang bersangkut paut dengan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia (vital events human being) seperti peristiwa lahir, sakit, kawin, cerai, rujuk,

kecelakaan dan mati. Oleh sebab itu maka vital statistik ini amat erat hubungannya dengan perencanaan kesehatan (health planning) khususnya lagi vital statistik sebagai indikator kesehatan (healthindicator).

Ruang lingkup dari vital statistik semakin lama semakin luas, akibat dari peristiwa-peristiwa kehidupan manusia semakin banyak yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Mengingat luasnya ruang lingkup vital statistik ini, pembahasan bab ini hanya akan menitik beratkan pada masalah kesakitan dan kematian khususnya yang berhubungan dengan kegunaan praktis dalam epidemiologi gizi.

Ukuran statistik vital yang sering dipergunakan dan berhubungan dengan masalah gizi adalah angka kematian (mortality rate) dan angka kesakitan (morbidity rate).

 

A.         Angka Kematian (Mortality Rate)

 

Peristiwa kematian termasuk peristiwa yang tergolong mudah dikenal atau mudah dipisahkan dengan peristiwa tidak mati, dan akan lebih jelas nampak lagi jika kita membandingkan dengan peristiwa kesakitan. Masalah sakit adalah


 

 

masalah yang subjektif sedangkan kematian sudah menjadi masalah objektif dalam arti kata semua orang mudah menentukan/mengenalnya.

Berhubungan dengan faktor objektif ini maka tepat sekali dipergunakan sebagai dasar perencanaan khususnya didalam menetapkan prioritas penyakit yang harus diberantas dan sebagai indikator kesehatan suatu masyarakat.

Dalam menghitung angka kematian dapat dipergunakan beberapa cara antara lain, angka kematian umum (kasar), angka kematian spesifik untuk umur dan untuk penyakit tertentu.

 

1.    Angka Kematian Kasar (Crude Death Rates)

Angka Kematian Kasar (CDR) dapat dihitung dengan cara membagi seluruh jumlah kematian penduduk dalam waktu 1 tahun dengan jumlah penduduk pertengahan tahun bersangkutan dikalikan dengan konstanta (k) tertentu. Jumlah angka kematian penduduk dalam hal ini tidak melihat golongan umur maupun jenis penyakitnya (misalnnya penyakit kuranggizi).

Karena sifatnya adalah kasar/umum maka besar kecilnya angka ini hanya dapat memberikan gambaran kasar tentang keadaan kematian disuatu daerah. Harga angka kematian ini sangat tergantung pada komposisi umur dari penduduk dan sedikit dipengaruhi oleh komposisi jenis kelamin.Dari segi gizi angka ini juga belum dapat memberikan gambaran yang nyata tentang tinggi/rendahnya kasus kematian akibat kurang gizi disuatu daerah.

 


 

2.   Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rates)

Pada umur tertentu malnutrisi mempunyai insiden yang tinggi, sehingga angka kematian umur tertentu disarankan sebagai indikator dari banyaknya insiden malnutrisi. Sebagai contoh angka kematian umur 2-5 bulan. Berdasarkan Akyroyd dan Kreshuan,angka kematian bayi umur 2-5 bulan pada daerah tertentu dapat disebabkan oleh kekurangan thiamin (beri-beri). Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, kejadian ini juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pneumonia, diare, pemberian ASI yang salah dan lain-lain. Dalam hal ini bila ingin melakukan intervensi sebaiknya menggunakan data lokal/setempat sebagai dasar. Angka kematian bayi dan balita (1-4 tahun) telah lama dipergunakan sebagai indikator status kesehatan pada masyarakat. Angka kematian bayi di negara sedang berkembang 10 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara maju (Industrialized Contries)

 

3.   Angka Kematian Spesifik Sebab Khusus (Cause Spesific Mortality Rates)

Angka kematian sebab khusus yang dimaksudkan adalah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya KEP, diare, pneumonia seperti telah dijelaskan diatas. Khusus untuk gizi (KEP) perlu disadari bahwa pembicaraan tentang gizi tidak bisa terlepas dari pembicaraan tentang penyakit-penyakit infeksi. Gangguan terhadap status gizi dapat menyebabkan orang rawan terhadap gangguan penyakit dan sebaliknya, yang dapat menyebabkan kematian. Walaupun demikian, angka kematian karena sebab khusus (misalnya karena KEP) mempunyai kaitan yang erat dengan jenis penyakit lain sebagai mana telah diuraikan diatas.

                              


4.   Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian bayi

 

Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui gambaaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat dikaitkan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan, pemeriksaan kehamilan dan status gizi ibu hamil.


5.   Under Five Mortality Rate (UFMR)

 

Gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak 1-4 tahun yang dicatat selama 1 tahun per seribu penduduk balita pada tahun yang sama. Angka yang diperoleh merupakan angka yang dapat digunakan untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat, karena merupakan indicator sensitif untuk status kesehatan bayi dan anak.


6.   Still death rate, angka kematian janin

Proporsi kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode tertentu, biasanya satu tahun dan pembilangnya merupakan angka kematian yang actual dan penyebutnya mencangkup jumlah kematian janin ditambah lahir hidup pada periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).

 

B.          Angka Kesakitan (MorbidityRates)

 

Beratnya kaitan antara kesakitan karena malnutrisi dengan penyakit infeksi merupakan salah satu pertimbangan dalam menentukan angka kesakitan. Angka kesakitan yang diakibatkan oleh faktor gizi adalah KEP beberapa penyakit seperti tropical ulcer, diare, TBC dan campak banyak disebabkan oleh faktor gizi.

Diare sebagai salah satu penyebab utama dari kematian anak khususnya di negara sedang berkembang, disebabkan oleh infeksi dan KEP dan kejadiannya berlangsung secara bersamaan dan saling pengaruh memengaruhi. Berikut beberapa perhitungan dari angka kesakitan

1.    Insiden Rate

Adalah ukuran epidemiologi yang digunakan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi, resiko terkena masalah dihadapi serta mengetahui beban tugas yang harus dilakukan oleh suatu layanan kesehatan.

2.    Attack Rate

Untuk mengukur pengaruh determinan terhadap timbulnya sakit disuatu populasi dengan membandingkan jumlah kejadian sebagai akibat dari suatu sebab dengan populasinya.

3.    Secondary Attack Rate

Untuk menghitung suatu penyakit menuloar dalam ukuran populasi kecil. Menghitungnya dengan membandingkan antara jumlah penderita baru pada serangan kedua dibagi jumlah penduduk di kurangi penduduk yang terkena pada serangan pertama dikali konstanta persen atau permil.

 

4.    Point Prevalensi Rate

Digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

5.    Periode prevalensi Frekuensi Rate

Untuk memberikan gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.

 

1 komentar: