Minggu, 02 Januari 2022

PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

 

                              Topik 3

Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan

Pengertian manajemen keperawatan atau manajemen pelayanan keperawatan telah dijelaskan dalamBab 1 topik 1 termasukfungsi–fungsimanajemen (planning, organizing, actuating ,controlingdan evaluating) . Sekarang Anda belajar tentang fungsi perencanaan secara detail yang akan Anda coba terapkan di  dalam  pelaksanaan  kegiatan  sehari  hari dalam ruang perawatan. Namun demikian akan kita ulang sekilas tentang fungsi-fungsi manajemen yang akan kita bahas satu per satu dalam topik ini dan topik selanjutnya

 

Function Of Management

Planning

Organizing

Evaluating

Controlling

Actuating


 

 

Gambar 2.1: Fungsi-fungsiManajemenKeperawatan

 

Baiklah untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang Perencanaan  dalam  manajemen keperawatan, pelajarilah uraian beriku tini dengan baik dan diskusikan dengan temanAnda.

 

 

A.        HAKEKAT PERENCANAAN

 

Aspek utama dalam manajemen adalah  pengaturan  dan  penggerakan  karyawan melalui proses kepemimpinan (Gitosudarmo, 2001). Untuk dapat  melakukan  pengaturan  yang baik maka perlu perencanaan, pembagian tugas dan  koordinasi  tugas-tugas,  oleh  karena itu perencanaan merupakan aspek utama dan pertama kali harus dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan organisasi. Hasil dari perencanaan adalah sebuah rencana/rencana kerja yang harus berisi alternatif terbaik untuk mencapai tujuan. Rencana kerja yang baik mengarahkan pencapaian tujuan yang efektif danefisien, sehingga faktor- faktor produksi (resources) yang ada digunakan sebaik-baiknya.

Perencanaanadalahupayamanusia secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakidankemudianmengarahkansumberdayauntukmewujudkantujuan (GitoSudarmo,


2001). Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang mencakup penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi  secara  keseluruhan  memperjelas  visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber  daya  organisasi,  mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan, memperkirakan efektifitas tindakan dan menyiapkan karyawan untuk melaksanakannya (Gilles, 1994)

Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Maksudnya fungsi-fungsi yang  lain dari manajemen tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya perencanaan yang baik. Hal  ini sesuai dengan definisi perencanaan dari Swansburg dan Swansburg (1999), bahwa perencanaan adalah proses berkelanjutan yang diawali dengan menetapkan tujuan, dan kemudian melaksanakannya sesuai dengan proses, memberikan umpan balik dan melakukan modifikasi rencana jika diperlukan. Lebih lanjut Swansburg dan Swansburg  (1999)  menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses berfikir atau proses mental dalam membuat keputusan dan peramalan yang berorientasi pada masa yang akan datang.

Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu perencanaan harus mengandung unsur-unsur yang dapat menjawab What, Why, Where, When, Who dan How .

Secaralengkappertanyaan-pertanyaan yang dimaksudadalah

1.        tindakanapa yang harusdikerjakan? Penjelasan dan perincian  kegiatan  yang  dibutuhkan, sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat dihasilkan

2.        Apasebabnyatindakanituharusdilansanakan? Penjelasan mengapa rencana itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan tertentu harus dicapai

3.        Dimanatindakanituharusdikerjakan? Penjelasantentangtempat/lokasisecarafisikdimanarencanakegiatan harus dikerjakan sehingga tersedia sumber daya yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan itu

4.        Kapan rencana itu harus dikerjakan? Penjelasan kapan dimulainya tindakan dan kapan selesainya di setiap unit organisasidengan penggunaan standar waktu yang telah ditentukan

5.        Siapa yang mengerjakan tindakan itu? Petugas yang akan melakukan kegiatan atau tindakan baik jumlah maupun kualifikasi keahlian, pengalaman maupun pendidikan

6.        Bagaimana cara melaksanakan kegiatan itu? Penjelasan secara rinci teknik-teknik melakukan kegiatan yang ditetapkan sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar


B.        TUJUAN PERENCANAAN

 

Tahukah            Anda             apa  tujuan        kita                 menyusun         perencanaan                          dalam         manajemen keperawatan? Berikut ini adalah tujuan perencanaan dalam manajemen:

1.            Meningkatkan peluang untuk sukses

2.            Menstimulasi berfikir analisis

3.            Mencegah terjadinya krisis manajemen

4.            Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel.

5.            Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi

6.            Menjamin biaya yang efektif

 

C.       PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

 

Perencanaan manajemen Keperawatan diawali dengan perumusan tujuan institusi/ organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan tujuan sebagai arah kebijakan  organisasi. Sebagai perawat, Anda harus memahami tujuan organisasi inisupaya dapat bersinergi untuk mencapai cita-cita/harapan organisasi.

 

1.        Perumusan Visi

Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan sehingga disusun secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu untuk pencapaian. Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa organisasi dibentuk. Contoh rumusan visi:

“Menjadi ruang perawatan bedah yang melakukan perawatan profesional dan unggul dalam manajemen perawatan luka modern di tahun 2018”

 

2.        Perumusan Misi

Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna mencapai visi yang telah ditetapkan

Contoh misi ruang perawatan bedah yang mengacu pada visi tersebut di atas:

1)        Memberikan    asuhan     keperawatanpadapasienbedahsecaraholistik     bio-psiko-sosio- kulturaldan spiritual.

2)        Melakukan tindakan perawatan luka dengan  menggunakan  manajemen  perawatan  luka modern.

3)        Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen perawatan luka modern.

4)        Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan  dan  trend  perawatan bedah.

 

3.        Perumusan Filosofi

Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut keyakinan dan praktikkeperawatandalamsuatuorganisasi (Swanburg, 1999)


Contoh :

           Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk holistik ( bio-psiko-sosial-spiritual)

           Pasien adalah individu yang unik dan bermartabat

 

4.        Perumusan Tujuan

Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah kebijakan bagi organisasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara mencapainya.  Tujuan mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan keperawatan. Untuk merumuskan tujuan yang baik harusmemenuhisyaratantara lain (Gillies, 1994)

a.        Tujuan  harus  dapat menjelaskan arah

b.        Tujuan harus memungkinkan untuk dicapai

c.        Terukur artinya tujuan berisi ketentuan kwantitatif

d.        Teradapatbatasanwaktuuntuk pencapaian target

e.        Pencapaian akhir setiap tujuan dapat diterima semua anggota organisasi

f.         Kriteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan tercapai

g.        Setiap tujuan mendukung sasaran organisasi

 

Contoh Rumusan tujuan:

           Meningkatkan kualifikasi tenaga perawatan yang handal dan kompeten dalam keperawatan bedah melalui pendidikan dan pelatihan.

 

D.       JENIS PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

 

Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang

Perencanaan jangka pendek atau yang  disebut  sebagai  perencanaan  operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu satu  jam  sampai  dengan satu tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu antara satu tahun sampai lima tahun (Marquis  &  Huston,  1998), sedangkan perencanaan jangka panjang atau sering disebut perencanaan strategis adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tigasampai 20 tahun (Swanburg, 1999).

Dalam perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan jangka pendek yaitu rencana harian, bulanan dan rencana tahunan.

Marilah kita perhatikan satu per satu jenis perencanaan tersebut seperti dalam uraian berikut ini:

Rencana Harian adalah rencana yang berisikegiatanmasing-masingperawat yang

dibuatsetiapharisesuaiperannya. Rencanadibuatolehkepalaruang, ketuatim/perawat primer danperawatpelaksana. Rencana Bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam  satu bulan. Rencana ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/perawat primer. Rencana Tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi  kegiatan  tahun  sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang.


Bisakah Anda mengaplikasikan tugas sehari hari Anda dengan penulisan rencana kegiatan sesuai peran ? Silakan mencoba ! Identifikasi dan tuliskan rencana kerja harian Anda selama 24 jam.

Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam: 1) Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya masalah aktual yang dihadapi  saat ini. 2). Perencanaan proaktif yaitu perencanaan yang disusun sebelum masalah timbul, antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dan meningkatkan kemampuan organisasi, sedangkan menurut proses penyusunan perencanaan diklasifikasikan menjadi: Pendekatan  Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth Approach) dan pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Treat).

1)        Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth Approach) yaituPerencanaan yang dilakukandenganmenganalisasaranaproduksi yang dimilikidan dihubungkan dengan kebutuhan yang muncul dari lingkungan.  Mengusahakan  terjadinya keseimbangan antara sarana yang dimiliki dengan kebutuhan lingkungan. SALING BANGUN : SA (Sarana Produksi) LING (Lingkungan masyarakat), BANGUN ( Perkembangan yang menguntungkan) Untukmemudahkanpemahamanperhatikangambar 2.2berikutini:

 

 

 

Sarana

Lingkungan


 

 

 

Perkembangan yang menguntungkan

 

 

Gambar2.2 : Proses Perencanaandenganpendekatan yang menguntungkan

 

2)        Pendekatan SWOT ( Strenght, Wakness, OpportunitydanThreat)

Rencana disusundengan  proses  perencanaan,  dimulaidenganmenganalisafaktor internal yang berhubungandengankekuatan (Strenght) dankelemahan (Weaknes), selanjutnyamelakukananalisafaktoreksternal yang berhubungan dengan peluang (opportunity) dan tekanan/ancaman (Threat). Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya disusun rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis harus diterjemahkan ke dalam rencana operasional yang mencantumkan target yang harus dicapai


BagaimanapendapatAnda? Bisakah proses perencanaan dengan analisis SWOT ini anda terapkan dalam perencanaan di ruang perawatan dimana Anda bertugas?

Untuklebihmemahamicobaperhatikanilustrasigambar 2.3berikutini:

 

Faktor internal

 

Misi/tujuan

                                                                                                              

 

 

 

Faktor ekternal


 

 

 

Strenght,

 

Weakness.

Opportunity,

 

 

Threat

 

Target

Anggaran

Sasaran/Rencana Strategis


 

 

Gambar2.3. Proses Perencanaan dengan analisis SWOT

 

Pada pembahasan dalam topik ini, perencanaan  keperawatan  yang  juga  penting  adalah perencanaan SDM khususnya SDM Keperawatan. Dalam topik ini Anda diajakuntuk berlatih bersama untuk melakukan perencanaan SDM Keperawatan yakni kegiatan merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan organisasi serta efektif efisien dalam membantu terwujudnya tujuan (Hasibuan, 2005).

Adapun Tujuan Perencanaan SDM Keperawatan adalah:

1.        Menentukan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan contoh  perencanaan kebutuhan perawat berdasarkan tingkat pendidikan (D III, Ners, NersSpesialist)


2.        Peminatan SDM keperawatansesuai minat, spesialisasi, dan kualifikasi pendidikan yang tepat

3.        Menjamin tersedianya tenaga keperawatan masa sekarang maupun masa mendatang

4.        Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas

5.        Mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

 

“Bagaimana menghitung kebutuhan SDM perawat tersebut?”

Dalam pembahasan ini, Anda akan diajak berlatih menghitung dengan menggunakan beberapa formula. Penghitungan kebutuhan SDM perawat berbeda pada setiap tempat perawatan seperti di Ruang rawat inap penghitungan didasarkan pada tingkat klasifikasi dan tingkat ketergantungan pasien. Tingkat ketergantungan pasien dibedakan berdasarkan jenis kasus, rata-rata pasien per hari, jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien, jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari, jam efektif perawat 7 jam/hari.  Lihat  Tabel  2.1  berikut tentang rata-rata jam perawatan pasien per hari.

 

Tabel 2.1 Rata- rata jam perawatan pasien per hari berdasarkan kasus

 

 

No

 

Jenis/katagori

 

Rata-rata per hari

Rata –rata jam perawatan

pasien/hari

Jumlah jam perawatan/ hari

1

Pasien Interne

10

3,5

35

2

Pasien Bedah

8

4

32

3

Pasien Gawat

1

10

10

4

Pasien Anak

3

4,5

13,5

5

Pasien Kebidanan

1

2,5

2,5

 

Jumlah

23

 

93

 

Berdasarkantabel di atasmakabisadihitungkebutuhan  perawat  dengan  formula (Rumus). Jumlah tersebut perlu ditambah dengan faktor koreksi berupa loss day( hari libur, cuti dan hari besar dengan rumus sebagai berikut.

 Jumlah jam perawatan = 93 = 13 perawat Jam kerjaefektif/shif             7


 

Karena tugas perawat tidak hanya mengerjakan tugas keperawatan, tapi juga non keperawatan (tugas administrasi), maka diberikan toleransi 25% darijam pelayanan keperawatan dengan rumus


 

 Jumlah hari minggudalam 1 tahun + Cuti+haribesar x jumlahperawattersedia

Jumlah hari kerja efektif

 52+12x13 = 3,5 orang 286

 

 Jumlah tenaga perawat + loss day x 25 = 13 + 3.5 x 25 = 4,1 orang 100                                                          100


 

 

Sehingga tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut

Jumlah tenaga keperawatan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 13+3,5 +4,1  =   20,6 orang (dibulatkan keatas karena berkaitan dengan orang menjadi 21 perawat)

 

RINGKASAN

 

1          Semuafungsidarifungsi–fungsimanajemen di  dalamlayanan  keperawatan  adalah penting dan semuanya saling berhubungan sebagai suatu siklus yang sekuen dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi dan seterusnya.

2          Perencanaan adalah esensial dalam manajemen keperawatan dan merupakan fungsi pertama dalam fungsi manajemen.

3          Manajer keperawatan bertugas untuk  merencanakan,  mengorganisir,  mengarahkan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

4          Perencanaan bisa dibedakan menjadi perencanaan jangka pendek, jangka menengah  dan jangka panjang, namun biasanya  perencanaan  keperawatan  adalah  rencana  jangka pendek.

5          Perencanaan jangka pendek dalam keperawatan meliputi rencana harian yang harus dikerjakan semua perawat, rencana bulanan yang dibuat oleh ketua tim/perawat  primer, dan kepala ruang dan rencana tahunan yang dibuat oleh kepala ruang

6          Perencanaan kebutuhan tenaga/sumber daya manusia  keperawatan  dapat  dihitung dari jumlah kasus yang dirawat dengan menggunakan rumus atau formula yang ada sesuai ketentuan



                            Topik 4

Pengorganisasian dalam Manajemen Keperawatan

Selamat Anda telah berhasil mempelajari materi topik 1 dalam bab 2  ini,  lanjutkan untuk mempelajari Topik 2 dalam bab 2 berikut ini. Topik 2 membahas tentang Pengorganisasian dalam Manajemen Keperawatan.

Setelah mempelajari topik 2 ini diharapkan Anda mampu menjelaskan konsep pengorganisasian secara tepat yang akan diterapkan dalam pengelolaan keperawatan.

Setelah menyelesaikan topik 2 ini diharapkan Anda dapat:

1.        Menjelaskan pengertian dan hakikat pengorganisasian,

2.        Menjelaskan tipe-tipe organisasi,

3.        Mengidentifikasi kegiatan pengorganisasian manajemen keperawatan

4.        Menjelaskan tujuan pengorganisasian manajemen keperawatan

5.        Menjelaskan prinsip prinsip pengorganisasian manajemen keperawatan

6.        Menjelaskan metode pelayanan keperawatan

7.        Menjelaskan peran manajer di dalam organisasi

 

Efektivitas dan effisiensi pelaksanaan kegiatan setelah suatu rencana  dibuat, dipengaruhi oleh bagaimana individu-individu yang ada dalam satuan kerja bekerja secara maksimal sesuai tanggung jawab dan wewenangnya, untuk itu pengorganisasian menjadi langkah penting setelah kegiatan perencanaan.

Dalam pelayanan keperawatan, pengorganisasian dapat dilakukan mulai  dari  tingkat atas sampai dengan tingkat ruangan, sedangkan dalam topik ini, pengorganisasian yang akan dibahas hanya pada tingkat ruang rawat inap. Dalam membuat perencanaan,  seorang  manajer harus menyusun pengorganisasian personil agar dapat dilaksanakan rencana secara efektif dan efisien. Dalam pengorganisasian, termasuk di dalamnya adalah penyusunan struktur organisasi formal sebagai sarana mengkoordinasi sumber-sumber untuk mencapai tujuan, menetapkan kebijakan dan prosedur, serta menentukan posisi dan deskripsinya. Pengorganisasian pelayanan penting untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk  mencapai tujuannya.

Baiklah kita awali pembahasan kita dengan menjelaskan pengertian pengorganisasian

 

A.        PENGERTIAN DAN HAKEKAT PENGORGANISASIAN

 

Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja  lain secara vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001). Menurut Hersey dan Blanchard (1997) dalam La Monica (1998) pengorganisasian adalah kegiatan  mendesain  tujuan dan wewenang tiap pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk


dalam kelompok manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan baik

Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa  yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke  siapa, dan di mana serta kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat.

Berbicara tentang siapa yang harus melakukan apa maka analisis kebutuhan tenaga harus tepat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal yang harus menjadi pertimbangan guna menjawab pertanyaan siapa yang harus melakuakan apa diantaranya menurut Siagian (2007) adalah 1) merumuskan klasifikasi jabatan, 2) analisis pekerjaan, 3) diskripsi pekerjaan agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

 

Siapa yang melaporkan ke siapa ?

 

Koordinasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Untuk menciptakan koordinasi antar pos yang  harmonis  dan  tidak  sampai tumpang tindih kegiatan, struktur harus di buat dengan jelas dan dapat menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing pos

Siapa berhubungan dengan siapa, dan dalam hal apa?

Interaksi antar individu menjadi salah satu kunci yang  menentukan  lancar  tidaknya  roda organisasi pelayanan keperawatan. Melalui interaksi akan terjadi komunikasi antar anggota yang dapat dijadikan alat untuk menyampaikan informasi, instruksi, perintah,  teguran, berbagi pengalaman, koordinasi, kerjasama dan lain lain.

Interaksi dalam suatu organisasi pelayanan keperawatan dapat terjadi  secara  horisontal, vertikal maupun diagonal. Interaksi secara horizontal dapat  terjadi  pada  level  yang sama, misal antar antar kepala ruang, antar ketua tim atau antar perawat primer. Interaksi secara vertikal dapat terjadi antara ketua tim /perawat primer dan kepala ruang, perawat pelaksana dan ketua tim/perawat primer. Interaksi secara diagoanl dalam ruang keperawatan dapat terjadi antara perawat dan tim kesehatan lain ( dokter, fisioterapis, ahli gizi, analis, dan lain lain).

 

B.        TIPE – TIPE ORGANISASI

 

Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan metode penugasan yang diterapkan di ruang perawatan. Baiklah berikut ini Anda pelajari terlebih dahaulu beberapa tipe organisasi dilihat dari strukturnya.


Secara umum struktur organisasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :

 

1.        Organisasi Lini

Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini mencirikan  bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan  sangat  dominan,  segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan yang diutamakan adalah wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk  organisasi  dengan jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah dan perintah  lebih  terjamin,  serta koordinasi dan pengawasan lebih mudah. Kelemahannya adalah keputusan  sering  kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi sering terabaikan.

 

2.        Organisasi staf

Organisasi staf merupakan pengembangan dari  organisasi  lini.  Organisasi  staf dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf yang berperan  sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu ahli sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan  membutuhkan  orang  yang  mampu membantu memecahkan masalah organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan. Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.

 

3.        Organisasi lini dan staf

Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak hanya diberi job sebagai penasiaht, tetapi staf juga diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga harus melaksanakan. Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan telah dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting serta pengembangan bakat dan  kemampuan  dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung jawab kerja yang baik. Kelemahannya adalah pengambilan keputusan memakan waktu lebih lama, dapat menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas batas wewenangnya

 

Bagaimana pemahaman Anda ? sekali lagi tipe organisasi di atas adalah tipe secara umum, dan bagaimana dengan pengorganisasian khususnya di ruang rawat ?

 

Sebelum kita diskusikan struktur pengorganisasian kerja  berdasarkan  metode penugasan yang digunakan di ruang rawat keperawatan, marilah kita diskusikan lebih


dahulu tentang kegiatan apa saja terkait dengan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan.

 

C.       KEGIATAN PENGORGANISASIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

 

Apa sajakah kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan?

Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan yang biasa dilakukan oleh manajer keperawatan adalah seperti berikut ini:

1.        Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh staf dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya

2.        Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari

3.        Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar perawat

 

D.       TUJUAN PENGORGANISASIAN

 

Tahukah Anda, apakah tujuan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan?

Berikut ini akan diuraikan tentang tujuan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan sebagai berikut:

1.            Pencapaian tujuan organisasi

2.            Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien

3.            Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan dan kelompok.

4.            Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui penyusunan struktur organisasi yang baik

5.            Melakukan pengambilan keputusan secara tepat

6.            Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi.

7.            Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan  melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg & Swansburg, 1999).

 

Bagaimanakah sekarang pemahaman Anda terntang tujuan pengorganisasian. Jika Anda belum paham diskusikan dengan teman dan tutor saat pertemuan tatap muka.

 

E.        PRINSIP –PRINSIP PENGORGANISASIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

 

Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam  mencapai  tujuan organisasi, ada empat prinsip yang harus Anda perhatikan. Ada  empat prinsip  tersebut adalah: 1) Pembagian kerja. 2) Pendelegasian tugas, 3) Koordinasi dan 4) Manajemen waktu. Berikut ini penjelasan masing-masing prinsip dalam pengorganisasian yang penting

Anda perhatikan, yaitu:


1.        Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi habis  kepada  semua  staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk  mengerjakan  pekerjaan  tertentu.  Untuk menghindari kesalahan maka manajer perawat  hendaknya  mengerti  karakteristik tugas, tanggung jawab dan wewenang stafnya. Job description, pengembangan prosedur dan deskripsi hasil kerja diperlukan sebagai rambu-rambu pembagian kerja

2.        Pendelegasian, menurut ANA (2005) adalah penyerahan tanggung jawab kinerja atas suatu tugas dari satu individu kepada individu lain sedangkan pertanggung  jawaban tetap tergantung hasilnya. Pendelegasian  tugas  merupakan  pelimpahan  wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan tertentu, Dalam pendelegasian mengandung unsur mentoring  dan  regenerasi  yang  baik atau alami serta memiliki nilai bagaimana mengelola  sumber  daya yang  efektif  dan efisien dengan kemampuan terbatas, Menurut Rose K.N (2008) dalam  Kurniadi, 2013 pendelegasian yang baik harus melihat The five right of delegation meliputi : tugas/pekerjaan, lingkungan sekitarnya, orang yang ditunjuk, adanya pengarahan/ komunikasi yang baik dan dilakukan supervisi atau evaluasi

3.        Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan hubungan dengan pihak yang terlibat dalam melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang sama sehingga terjadi keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja. Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara : 1) membangun komunikasi dua arah baik dengan atasan maupun bawahan, 2)  membiasakan  melakukan rapat formal ( rapat resmi, pre dan  post  conferent),  3)  melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan, 4) membuat pembakuan formulir–formulir yang dipakai dalam semua kegiatan sebagai  bukti  tanggung  jawab dan tanggung gugat

4.        Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang  untuk  melakukan  aktivitas apa saja. Kemampuan mengelola waktu merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil dalam mengelola waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara : 1) Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan  kategori kegiatan, 2) memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada, 3) menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak mendesak/rutin, 4) mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan sifat pekerjaan

 

F.        METODE PELAYANAN KEPERAWATAN

 

Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada metode asuhan keperawatan yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode yang digunakan dan bentuk struktur pengorganisasian kerja yang digunakan supaya efektif dan efisien.


1.        Model Asuhan Keperawatan Fungsional

Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Metode ini berkembang ketika  perang dunia II, akibat kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan  tugas  yang  sederhana  dan berulang seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu, merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap bertahan sampai saat ini  ,  khususnya di Indonesia.

Contoh:

Perawat A tugasnya menyuntik, dan perawat B melakukan pemeriksaan tanda-tanda  vital serta penyuapi pasien.dan Perawat C bertugas untuk merawat luka dan sebagainya.

 

Keuntungan :

           Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu

           Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas

           Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas sederhana.

           Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

 

Kerugian :

           Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau tidak memungkinkan untuk melakukan keperawatan secara holistik

           Apabila pekerjaan selesai cenderung perawat meninggalkan klien dan melaksanakan pekerjaan non keperawatan.

           Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusi terhadap pelayanan.

           Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai ketrampilan saja.


 

Kepala Ruangan

Perawat Administrasi

Perawat Higiene

Perawat Luka

Perawat Obat

 

 

 

 

 

Klien-klien


 

Gambar 2.1 : Struktur Model Asuhan Keperawatan Fungsional

 

2.        Model Asuhan Keperawatan Tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim. Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan  anggotanya sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan.

 

Tabel 2.1 ketua tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.

 

Keuntungan

Kelemahan

Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif

Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru, sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga

kelancaran tugas terhambat

Memungkinkan pencapaian proses keperawatan

Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman cenderung tergantung atau berlindung kepada anggota tim yangmampu

atau ketua tim

Konflik atau perbedaan pendapat antar staf

dapat ditekan melalui rapat tim . Cara ini efektif untuk belajar

Akontabilitas dalam tim kabur

Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan

aman dan efektif.

 


Berikut ini bentuk pengorganisasian manajemen keperawatan dengan metode tim di ruang perawatan.

 

 

Kepala Ruang


                  

Perawat

          

Perawat

 

Katim

                

Perawat

 

Katim

 

                            

 

Perawat Anggota tim

Perawat Anggota Tim

    

Perawat AnggotaTim

 

Pasien

                                                      

Pasien

 

Pasien

Gambar 2.2 : Struktur Model Asuhan Keperawatan Tim

 

Dalam Struktur pengorganisasian kerja dengan model Tim tergambar bahwa  sekelompok pasien diasuh oleh 1 tim perawat. Setiap tim akan memiliki anggota tim yang terdiri dari beberapa perawat untuk mengasuh beberapa pasien yang menjadi kelolaan yang konsisten mulai masuk sampai keluar RS.

 

3.        Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk  satu  atau  beberapa  klien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima laporan tentang pelayanan keperawatan klien.

Berikut ini keuntungan dengan kerugian metode tim dalam pengelolaan pelayanan/ asuhan keperawatan.


 

Keuntungan

Kelemahan

Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien

Beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas yang sederhana

terlewatkan

Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif

Peserta didik sulit untuk memperoleh ketrampilan khusus yang tidak dilakukan pada klien yang menjadi kelolaannya : misal

kateterisasi, NGT dsb

Memotivasi perawat selalau bersama klien

selama bertugas, tugas non keperawatan dapat dilakukan oleh bukan perawat

Pendelegasian tugas tertentu

Mendukung penerapan proses keperawatan

Kelanjutan perawatan klien anya sebagaian selama perawat penagggung jawab klien

bertugas

Kepuasan kerja secara keseluruhan dapat dicapai

Kelanjutan perawatan klien hanya sebagaian

selama perawat penaggung jawab klien bertugas

 

KARU


   

 

Perawat A

 

Pelaksana

          

Perawat C Pelaksana

Perawat B

 

Pelaksana

Pasien

Pasien

Pasien


 

 

Gambar 2.3 Struktur Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien

 

Dalam gambar terlihat bahwa satu perawat bertanggung jawab mengasuh beberapa pasien, contoh perawat B mengelola 3 pasien dan bertanggung jawab kepada Kepala Ruang demikian juga perawat A dan C akan mempunyai pasien kelolaan.  Sedikit berbeda  dengan  tim, perawat anggota mempertanggungjawabkan asuhan keperawatan kepada ketua tim. Model alokasi memungkinkan perawat bertanggungn jawab langsung kepada kepala ruang.


4.        Model Asuhan Keperawatan Primer

Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana perawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap  asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Metode ini dikembangkan sejak tahun 1970'an. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien,  perencanaan,  Implementasi  dan  evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien  dinyatakan pulang,  ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.

Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien dibawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat assosiet yang  akan  melaksanakan  rencana  asuhan keperawatan dalam tindakan keperawatan.

 

Tabel 2.2 Keuntungan dan Kelemahan Model Asuhan Keperawatan Primer

 

Keuntungan

Kelemahan

Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat

meningkat

Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat profesional

Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan

Biaya yang diperlukan mahal

Meningkatnya hubungan antara perawat

pasien

 

Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang

bersifat perbantuan

 

Metode ini mendukung pelayanan profesional

 

Terciptanya kolaborasi yang baik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dokter

SDM RS

Kepala Ruangan


                                    

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Perawat

 

Asosiet

Perawat

 

Asosiet

Perawat

 

Asosiet

 

Perawat Primer

 

 

Klien

Gambar 2.4 : Struktur Model Asuhan Keperawatan Primer


Pada Model Asuhan Keperawatan Primer membutuhkan kualifikasi tertentu karena perawat primer harus tenaga perawat profesional (Register Nurse) yang mengasuh pasien mulai pengkajian, penentuan diagnosa, membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi. Dalam kegiatan implementasi perawat primer dibantu oleh perawat assosiete. Jadi peran perawat assosiate adalah membantu saat pelaksanaan tindakan. Perawat primer akan mengasuh 4 – 6 klien/pasien selama 24 jam

 

5.            Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan model asuhan keperawatan  primar dan Tim)

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok  klien  dari  mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan  memiliki kemampuan memimpin. Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien.

Semua model di atas dapat digunakan untuk mengorganisasikan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai situasi dan  kondisi  ruangan,  jumlah  perawat  serta  kemampuan perawat yang ada. Jumlah perawat yang ada harus seimbang sesuai dengan jumlah klien. Selain itu kategori pendidikan tenaga keperawatan yang ada perlu  diperhatikan  sesuai  dengan tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan.

 

 

 

RINGKASAN

 

1.        Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


2.        Bentuk pengorganisasian ada3 yaitu bentuk lini, staf dan lini dan staf

3.        Ada empat prinsip tersebut adalah: 1) Pembagian kerja. 2) Pendelegasian tugas, 3) Koordinasi dan 4) Manajemen waktu.

4.        Pengorganisasi dalam pelayanan/asuhan keperawatan sesuai dengan metode yang digunakan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan  untuk  mengorganisasikan  kerja pelayanan/asuhan keperawatan di bangsal/ruang perawatan, yaitu: metode fungsional, metode tim, metode alokasi, primer, dan gabungan 9moduler).

5.        Dengan penerapan model asuhan keperawatan profesional yang tepat  diharapkan  dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat sebagai pemberi layanan keperawatan (Care Providers) dan dapat memberikan kepuasan bagi pasien sebagai penerima layanan keperawatan (Care Receivers).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Daftar Pustaka

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta

 

Cherie,        Amsale.,   Ato    Berhane   Gebrekidan.   2013.Kepemimpinan  dan    Manajemen Keperawatan. Imperium: Yogyakarta

 

Gillies, DA., (1999) Nursing Manajemen: A System Approach, Philadelphia: WB Saunders Company.

 

Gipson, (1997) Organisasi terjemahan, Erlangga, Jakarta

 

Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Badan Penerbit FKUI: Jakarta

 

McMahon, Rosemary., Elizabeth Barton., Maurice. 1999. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. Tejemahan oleh Poppy Kumala. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

 

Stolte, Karen M.2004. Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Terjemahan oleh Eni Noveastari.

Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

 

Siagian PS, (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama, Jakarta , EGC

-------------------(2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Panduan Implementasi , Edisi pertama, Jakarta , EGC

 

Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership for nurses: an interactive text, Second edition., Boston : Jones and Bartlett Publishers.

 

Tappen, RM, (1998), Essentials of Leadership and Management, Philadelphia: FA Davis Company

 

Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th ed, FA Davis, Philadelphia

 

Wijono, D (2000) Manajemen mutu pelayanan kesehatan, Teori strategi dan aplikasi,

Cetakan kedua, Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar